JUN 16, 2020@16:33 WIB | 1,084 Views
Persaingan roda dua menjadi yang tercepat mungkin sudah bukan menjadi prioritas pabrikan. Kini pabrikan mencoba mengembalikan teknologi forced induction seperti yang dilakukan di era 80-an. Seperti kemunculan Kawasaki Z1R TC, kemudian disusul dengan Honda CX500 Turbo dan Yamaha XJ650T mengikuti penambahan Turbocharged untuk efisiensi bahan bakar, mengurangi emisi dan tenaga mesin yang lebih besar.
Yamaha kemudian melanjutkan pengembangan teknologi turbocharging kembali sejak tahun 2007, dan telah memulai eksperimen dalam 2 layout gambar. Layout pertama menggambarkan pola tak biasa, dengan turbocharger yang dipasang di dalam knalpot. Sedangkan layout kedua Yamaha mencoba untuk meletakkan secara konvesional turbocharger cukup dekat dengan manipol knalpot. Akhirnya, narasumber lain memberikan masukan layout kedua lebih menguntungkan dari sisi cost dan packing.
Internal engineer Yamaha sedang mengembangkan mesin berturbocharged untuk menambahkan tenaga tanpa mempengaruhi pangaturan emisi. Sumber terpercaya menyebutkan bahwa, Yamaha sedang memasuki tahap akhir dan diperkirakan bakal masuk tahun 2021. Langkah paling dekat yang bisa ditempuh Yamaha adalah mematenkan desain mesin.
Oh is to late, ternyata Yamaha sudah mengajukan hak paten turbocharger buat mesin twin paralel sejak April tahun lalu. Sementara basic mesin yang dibangun sendiri cukup dekat dengan model Yamaha MT-09, tiga silinder segaris berkapasitas 847cc.
Dengan model mesin yang sama, kemudian mengkonversi silinder mesin dari 3 silinder menjadi 2 silinder, sehingga berkapasitas 565cc, sedikit lebih kecil dari MT-07 689cc. Dengan mesin 565cc lebih kecil penambahan turbocharger ke twin silinder segaris, setidaknya menghasilkan tambahan daya 30%. Meski secara kapasitas lebih rendah, dalam kecepatan rendah mesin turbocharger bakal menghasilkan emisi lebih rendah, goals lainnnya efisiensi bahan bakal lebih baik.[Ahs/timBX]