FEB 28, 2020@17:30 WIB | 1,118 Views
Meski punya rentang harga paling tinggi, Wuling Almaz tetap dapat bergumul di segmen LSUV. Varian bawah Smart Enjoy, tidak menembus batas Rp 300 juta. Namun, bila dikomparasi dengan pemain baru dari Suzuki, Almaz harus melawan trim teratas XL7 Alpha. Di antara keduanya, siapa yang sanggup memikat hati?
Eksterior
Aura SUV pada Almaz boleh diakui cukup kental. Pasalnya, di luaran sana ia menjadi basis Chevrolet Captiva yang notabene terlahir sebagai SUV murni. Hal ini pun tergambar jelas di sekujur tubuh. Wajah dirancang berpostur tegap, ditambahkan roof rail agar menekankan sisi utilitas. Elemen cladding hitam eksis di sisi terbawah bodi, tak perlu terlalu tebal untuk mendefinisikan identitas tangguh.
Di lain sisi, XL7 bagaikan Ertiga masuk akademi militer. Ditempa sedemikian rupa agar aura lelaki tulen terpancarkan. Suzuki enggan membawa nama Ertiga karena mungkin kental dengan nuansa MPV, maka dari itu nameplate anyar diciptakan. Sah-sah saja lantaran mereka sudah merombak habis wajah LMPV jadi setangguh ‘jip’. Cukup signifikan terdiferensiasi dari Ertiga.
Pahatan tegap dipakai ke wajah sehingga garis kap mesin jadi lebih datar. Mata ikut dilebarkan, mengapit grille heksagonal agar memberikan imaji kuda-kuda jangkung. Penambahan lain adalah cladding hitam. Tidak seperti Almaz, Suzuki mengaplikasikan plastik cukup tebal di sepatbor sehingga tercipta signifikansi dari basis pembangun.
Urusan desain kembali lagi ke preferensi masing-masing. Namun kala berbicara soal data, dimensi Wuling Almaz lebih besar. ia mencatatkan angka 4.655 mm x 1.835 mm x 1.760 mm. Sila bandingkan, XL7 diukur 4.450 mm x 1.775 mm x 1.710 mm. Selisih lumayan jauh di segi panjang keseluruhan, sampai 20,5 cm. Kendati begitu, wheelbase kurang lebih sama dengan torehan 2.750 mm (Almaz) lawan 2.740 mm (XL7).
Komparasi dari segi fitur eksterior, XL7 Alpha boleh berbangga. Terlahir sebagai trim atas, ia mengadopsi lampu depan LED yang dapat menyala secara otomatis, berikut Daytime Running Light. Almaz Smart Enjoy harus puas dengan proyektor halogen di sudut terluar bumper. Ya, ruang lampu DRL tetap hadir di garis kap mesin tapi tidak diisi apapun. DRL dan pendar dioda baru dapat dinikmati pada trim Exclusive.
Fitur Kabin
Interior Wuling Almaz tampil paling futuristis. Persis di tengah dasbor terbenam layar infotainment ekstra besar berukuran 10,4-inci. Seluruh kontrol sampai AC terpusat di monitor ini. Tidak berhenti sampai disitu, terdapat Wuling Indonesian Command (WIND). Ini sangat unik sebab pabrikan Jepang lain belum punya.
Lewat wind, Anda dapat memerintahkan sistem untuk jadi pembantu saat berkendara dengan Voice Command. Contohnya saat mengatur AC baik itu temperatur maupun arah angin. Anda juga dapat menyuruh Wind untuk mengatur sarana hiburan seperti memutar radio sampai mengubah volume. Hebatnya, Wind dioperasikan dengan bahasa Indonesia. Tak perlu belajar bahasa bila ingin merasakan kecanggihan Almaz.
Fitur unggulan XL7 Alpha juga tak kalah menarik. Suzuki memberikan pengalaman baru mengemudi melalui smart e-miror. Spion tengah dapat berubah menjadi layar sebagai proyeksi dari kamera. Total ada dua, satu di belakang sebagai pengganti spion, satu lagi di balik frame berfungsi sebagai dashcam.
Kelengkapan tambahan XL7 jadi terlihat biasa saja mengingat Almaz memiliki Wind. Oke, AC sudah digital dan dapat beroperasi secara otomatis. Selain itu, ia memiliki tombol Start/Stop Engine. Layar sentuh pun hadir bertengger di tengah dasbor. Pun ia berusaha menggugah lewat material leather membalut setir. Tapi nampaknya semua ini ditambah e-Mirror tidak cukup membuat terpana, sebab mayoritas dapat ditemukan pada kompetitor lain.
Mesin
XL7 terbilang moderat di sektor pemacu daya. Mesin K15B bawaan Ertiga tidak dirancang sebagai pelari unggul. Hembusan tenaga dari empat ruang bakar berkapasitas 1.462 cc hanya sanggup mencapai 104,7 PS di 6.000 rpm. Torehan momen puntir puncak juga sebatas 138 Nm pada putaran 4.400 rpm.
Lain cerita kalau melirik data spesifikasi Wuling. Walau sama-sama menggendong unit empat silinder berkapasitas 1,5 liter, Almaz dibekali turbocharger. Rumah keong pencipta lonjakan daya ini berhasil bantu mengekstrak tenaga sampai 142 PS di 6.000 rpm. Ditambah lagi torehan torsi puncak 250 Nm dapat digapai sejak putaran serendah 1.800 rpm sampai 3.600 rpm.
Safety
Terkait keselamatan, baik Wuling maupun Suzuki telah memiliki kesadaran tinggi. Mereka menyematkan peranti kontrol stabilitas sebagai barang standar. Alat ini berfungsi agar tiap manuver tetap mudah untuk dikendalikan sang pengemudi tanpa perlu bertengkar banyak dengan mobil. Stability Control saja sudah ada, maka jangan lagi pertanyakan ABS+EBD. Keduanya bahkan sudah disematkan Hill Hold Control agar bantu menahan posisi kala menanjak. Guna melindungi penumpang dari cedera parah akibat celaka, dual airbag di depan siap mengembang kapanpun dibutuhkan.
Simpulan
Almaz Smart Enjoy dibanderol mulai dari Rp 266,8 juta bertransmisi manual enam percepatan. Kalau ingin CVT, siapkan tebusan Rp 278,8 juta. Ini berarti lebih tinggi ketimbang Suzuki XL7 Alpha yang dilego Rp 256,5 juta (manual) atau Rp 267 juta.
Bila Anda adalah individu yang cukup eksploratif dan senang akan hal baru, Wuling sangat pantas dipinang. Kecanggihan Wind tidak akan ditemui di kompetitor sekelas. Kian diberi keyakinan oleh tenaga besar mesin turbo. Tapi perlu diingat, Wuling adalah pemain baru. Perlu waktu untuk membuktikan keseriusan eksistensi. Lantas jika merasa konservatif, XL7 tidak berarti ‘culun’ meski terlihat biasa saja saat dikomparasi. Selain dibanderol lebih terjangkau, nama Suzuki bukanlah pemain baru di industri otomotif tanah Air.[Mqd/Hsn/timBX]