FEB 07, 2019@12:00 WIB | 6,455 Views
Selama 15 tahun atau lebih retro telah menjadi bisnis besar, tidak terkecuali di dunia otomotif di mana VW Beetle, Mini dan Fiat 500 terlihat di mana-mana.
Pembuat sepeda motor belum lambat untuk terlibat dalam aksi baik ini dengan model yang beragam seperti Triumph dan Vespa untuk merebut kembali nostalgia waktu muda seseorang. Namun, tidak ada pabrikan yang memiliki retro seasli W800 milik PT. Kawasaki Motor Indonesia ini.
Meskipun bukan salinan persis dari model buatan Inggris apa pun dari tahun 60-an, model ini sangat original dalam penampilan. Ada beberapa detail yang harus diganti karena kebutuhan seperti cakram depan floating yang dibor dengan kaliper piston ganda dan layar LCD kecil yang ada pada wajah speedo-nya.
Tidak seperti Triumph Bonnevilles saat ini, Kawasaki ini tidak memiliki sistim injeksi bahan bakar yang terlihat seperti karburator; sepasang injektornya dibalut oleh krom kecil dan penutup aluminium. Yang bisa dikatakan, inilah proporsi dan gaya W800, bahkan pemasangan ban Dunlop TT100-style, sangat tepat.
Mesin Kawasaki yang terpahat indah terlihat lebih pendek dan duduk di sasis yang lebih nyaman ketimbang mesin Bonneville. W800 yang kami uji ini sendiri adalah versi terbaru dari W650 yang diproduksi dari tahun 1999 hingga 2007, yang terinspirasi dari model 650 cc lain, masing-masing W1, W2 dan W3 yang dibuat Kawasaki dari tahun 1966-1975.
Sekarang, para insinyur Kawasaki dengan bijak percaya bahwa membangun motor W650 tahun 90an di atas basis BSA 1946 mungkin bukan cara terbaik untuk maju dan karenanya mesin kembar vertikal baru berpendingin udara dirancang.
Untuk W800, kapasitas mesin ditingkatkan menjadi 773 cc dengan daya hingga 48 HP bersama dengan peningkatan gerutuan pada putaran yang lebih rendah. Selain itu, karburator 34mm milik W650 digantikan oleh injector 34mm, sekaligus peredam knalpot “peashooter” dibentuk ulang, jok diturunkan dan, sayangnya untuk penggemar retro sejati, tuas kickstart W650 telah dihapus demi pengoperasian start listrik.
Seperti leluhurnya, W800 tidak hanya retro dengan tampilan dan spesifikasi yang autentik karena W800 juga seperti terlihat old school. Dalam Sixties and Seventies, sebagian besar motor 650 / 750cc mesin kembar vertikal menghasilkan tenaga yang serupa, yang pada masa itu dianggap lebih dari cukup, tetapi saat ini 48 HP hanya mewakili kurang dari seperempat dari yang dihasilkan oleh beberapa superbike.
W800 memang tidak cepat tetapi masih bisa menjadi yang pertama melesat di lampu merah dan berkendara dengan nyaman di 120 km/jam dan tanpa kaca depan. Juga, bisa secara teratur memutar tuas throttle itu menyenangkan, terutama ketika konsumsi bensin 21 km/l datang menghadiahkan kita.
Seperti yang Anda harapkan, mesin bergetar sedikit tetapi ini adalah salah satu unsur penting dari karakter W800 dan getarannya tidak benar-benar terasa sampai mendekati 7,000 rpm. Satu pengalaman yang pasti hilang adalah dentuman knalpot 60an yang bonafid; peredam suara "peashooter" yang cantik itu terlalu efektif. Akan tetapi, handlingnya layaknya motor pemula. Kemudi tidak gesit digerakkan, meskipun ini dikurangi dengan leverage yang diberikan oleh setang lebar.
Ban Dunlop yang sempit dan beralur begitu kuat menggenggam aspal di tempat yang basah dan cukup mudah dikendalikan di lintasan kering untuk mengungkapkan batas ground clearance W800. Bejek sedikit sambil menikung dan ujung foot step akan menggerus jalanan dan jika Anda sudah terbiasa mendecit ban depan dengan pengereman dua jari maka beberapa kalibrasi ulang diperlukan karena rem depan sedikit kenyal dan membutuhkan semua empat jari untuk menghentikan laju dengan singkat. Rem drum belakang bekerja dengan baik, lebih baik daripada beberapa cakram belakang yang lebih modern sebenarnya.
W800 adalah motor menawan yang mudah dikendarai dan mampu bikin orang menoleh, atau bahkan mengesankan remaja. Cocok untuk berpelesir di weekend dan juga akan menjadi komuter yang fantastis. Karakter W800 bersifat easy going, mesin halus, dan tinggi jok yang rendah membuat rider pemula pun bisa menaikinya.
Hal ini tentu patut dipertimbangkan serius di antara pembeli yang mengejar sesuatu dengan banyak gaya tetapi diberkahi dengan handling yang jauh lebih unggul daripada sebagian besar sepeda motor retro besar lain. Dan apalagi dengan harga setengahnya saja. [bil/timBX]
Spesifikasi:
Tipe mesin: 4-stroke Vertical Twin berpendingin udara
Kapasitas: 773 cc
Sistem bahan bakar: Fuel injection Ø 34 mm x 2 with sub-throttles
Sistem starter: Electric
Rem depan: Single 300 mm disc. Caliper: Twinpiston
Rem belakang: Drum, 160 mm
Suspensi depan: 39 mm telescopic fork
Suspensi belakang: Twin shocks. Spring preload: 5-way
Torsi maksimal: 60 Nm/2.500 rpm
Tenaga maksimal: 48 Hp/6.500 rpm
Transmisi: 5-speed
Kopling: Wet multi-disc, manual
Tipe sasis: Double-cradle, high-tensile steel
Ban depan: 100/90-19M/C 57H
Ban belakang: 130/80-18M/C 66H
P x L x T: 2.190 x 790 x 1.075 mm
Jarak sumbu roda: 1.465 mm
Jarak terendah: 125 mm
Kapasitas tangki: 14 liter
Tinggi jok: 790 mm
Bobot basah: 217 kg
Harga: Rp 251 juta