AUG 08, 2019@12:00 WIB | 21,907 Views
Butuh bertahun-tahun bagi Nissan untuk menciptakan SUV berbasis pickup untuk menyaingi rival raksasa seperti Toyota Fortuner, Chevrolet Trailblazer dan Mitsubishi Pajero Sport. Sepertinya waktu penantian terbayar sudah.
Sementara Terra mungkin agak lama datangnya, kegembiraan dan antusiame untuk berada di belakang kemudi SUV andalan Nissan untuk menghadapi raksasa tiga besar lainnya memang sangat tinggi. Kami mendapat kesempatan untuk mengendarai Terra melalui jalan raya, lalu mengasah skill petualangan kami mendaki bukit dan mengarungi air. Mari kita selesaikan semuanya.
Bukannya Nissan tidak memiliki keahlian dalam meracik SUV dengan sasis body-on-frame. Bahkan, mereka telah membuat cukup banyak model tersebut selama 50 tahun terakhir. Terra bahkan mempertahankan mesin Diesel turbo 2,5 liter yang sama dipakai Navara, dan itu sama sekali bukan hal yang buruk. Dengan daya 190 hp dan torsi 450 Nm, akselerasi dan kecepatannya mudah dicapai dengan sedikit pijakan.
Dan dari kesan pertama yang dirasa saat uji coba yang kami lakukan baru-baru ini, aman untuk merekomendasikan bahwa Nissan telah datang dengan SUV berbasis pick-up yang memiliki potensi untuk mengalahkan hampir semua pesaingnya.
Sorotan pertama adalah paket itu sendiri. PT. Nissan Motor Indonesia mengklaim bahwa Terra adalah kendaraan terpanjang dan terluas di kelasnya dengan nilai 4.885 mm dan 1.865 mm. Jarak sumbu roda, juga, berukuran 2.850 mm.
Meskipun statistik itu mungkin tampak mengesankan di atas kertas, angka-angka itu tidak terasa langsung ketika Anda melihat kendaraannya secara nyata. Ya, ada banyak ruang untuk dua baris pertama, tetapi kursi baris ketiga tampaknya lebih cocok untuk balita.
Dari segi fleksibilitas, Terra lebih dari cukup. Sandaran kursi baris kedua dan ketiga dapat dilipat ke bawah untuk menghasilkan tempat penampungan yang rata.
Selain itu, tenggeran tengah dapat dilipat ke depan secara manual atau melalui tombol di konsol tengah di bagian depan. Hal ini membuat Fortuner sebagai satu-satunya SUV di kelasnya yang memiliki gaya lipat draconian dalam merapikan kursi, terutama yang berada di baris terakhir.
Desain fascia pada dasarnya adalah kloning Navara, meskipun detailnya yang membuat Terra lebih berkelas dalam hal eksklusifitas dan penampilan. Seperti tampilan eksterior, interior mungkin subyektif sesuai selera tetapi berfungsi dengan baik dalam hal fungsional.
Mungkin poin penjualan utama pada Terra adalah cara mengemudi. Seperti di Chevrolet Trailblazer dan Isuzu MU-X, ada suspensi multi-link beam di belakang untuk meningkatkan handling dan keseimbangan berkendara.
Dan hal positifnya adalah Terra tampaknya lebih baik dari kedua pesaingnya, terutama dalam menghasilkan perjalanan yang stabil dan kencang. Tingkat finishing yang diberikan Nissan kepada Terra dalam menekan kebisingan eksternal, getaran, dan kekerasan juga layak dipuji, baik dalam kondisi on-road maupun off-road.
Handling Terra secara umum bagus, meskipun kemudi terasa berat pada kecepatan rendah yang sedikit menghilangkan intuisi berkendara di perkotaan.
Menggerakkan Terra untuk pasar Indonesia adalah 2,5 liter diesel-turbo dan transmisi otomatis 7-speed; baik penggerak roda belakang dan 4x4 tersedia untuk dipilih dengan yang opsi terakhir mendapatkan rasio gigi low-range dan differential lock. Performa tentu saja tidak kurang, walaupun Anda bisa merasakan berat tubuhnya yang tambun mudah diatasi Terra.
Insinyur Nissan menunjukkan bahwa Terra spek Indonesia mendapatkan tuning suspensi yang sedikit berbeda karena, tidak seperti negara ASEAN lain, yang biasanya membutuhkan kemampuan off-road di SUV berbasis pickup, orang Indonesia jarang menjelajah medan yang tidak beraspal.
Ground clearance Terra sebesar 225 mm juga tidak ditambah (untuk meningkatkan cengkeraman di jalan). Tapi hal yang sama tidak berlaku untuk rem drum belakang Terra, karena semua saingannya sekarang memiliki tipe cakram pada keempat roda.
Nissan membual beberapa teknologi bantuan pengemudi bernama Nissan Intelligent Mobility untuk Terra seperti blind spot recognition, lane departure warning, rear traffic alert dan kaca spion dalam yang multifingsi (pertama di kelasnya) yang dapat memvisualisasikan apa yang terjadi di sekitar kendaraan saat parkir.
Namun, fitur ini hanya ada dalam model tertinggi 2.5L VL A/T (4x2 dan 4x4) yang menelan biaya sekitar Rp524 juta hingga Rp665 juta. Airbag depan, samping dan tirai (dan lutut) juga tersedia sebagai fitur standar di Terra.
Apa yang kita miliki di sini, pada akhirnya, adalah pemain baru yang sangat kredibel di pasar SUV domestik berbasis pickup. Karakter pengendaraan Terra tampaknya lebih baik daripada yang terasa di sebagian besar pesaingnya.
Tetapi untuk bisa menyenggol buntut merek-merek mapan yang lebih dulu ada sudah merupakan prestasi, itulah sebabnya Terra adalah SUV berbasis pickup yang lumayan bagus. Ya, tentu saja lebih baik daripada tampilannya. [bil/timBX]