FEB 14, 2019@17:43 WIB | 2,407 Views
Jika anda mengunjungi pameran Indonesia International Motor Show (2018), dan mengunjungi "lapak" sepeda motor Royal Enfield, maka anda akan menemukan motor Dual Purpose Adventure, Himalayan. Motor yang dikatakan memiliki posisi cukup tinggi ini sudah hampir setahun berada di Indonesia, dan kami berkesempatan untuk menguji ketangguhan dan kenikmatan dari motor "dua alam" ini. Ketika melihat langsung royal enfield ini di showroomnya di daerah Jakarta Selatan ini, satu kata yang keluar: Mantap!
Royal Enfield Himalayan awalnya didesain oleh GM Global Product Strategy Royal Enfield India, Anuj Dua. Motor ini, sebenarnya diperuntukkan untuk kalian yang ingin beradventure di daerah pegunungan. Namun, konsep awal tersebut diubah agar motor ini mampu digunakan di segala tempat, baik adventure, touring, ataupun digunakan sehari-hari.
Ketika pertama kali menunggangi motor Dual Purpose Adventure ini, yang kami rasakan di awal adalah, berat. Memang, berat Royal Enfield Himalayan hampir 200 kg, sehingga mungkin itu penyebab kami keberatan ketika menunggangi motor ini. Namun, posisi duduk dengan tangan kami ketika memegang stang motor ini begitu presisi, dan nyaman. Tak hanya itu, indikator dari speedometer Royal Enfield Himalayan ini sangat lengkap, sehingga membuat kami segera ingin mengendarai motor ini.
Tampilannya juga masih terlihat retro untuk tampilan sebuah motor adventure saat ini. Jika dilihat dari depan, motor ini masih memakai lampu halogen bulat, dan lampu seinnya menggunakan bohlam. Meskipun halogen, lampu kota nya memakai LED. Tangki bensin juga lebih bulat dengan kapasitas 15 liter. Bagian belakangnya, buat lampunya sudah menggunakan LED full, namun lampu sein masih menggunakan bohlam biasa. Memang bagian lampu belakang terlihat kecil, tetapi nyala cahaya LED sudah cukup besar. Satu lagi yang retro, spionnya! Bentuk spion dari himalayan ini ternyata masih berbentuk bulat, jadi terkesan retro.
BlackPals, Royal Enfield Himalayan menggunakan mesin LS410, air cooled single cylinder 4 stroke, SOHC, Fuel Injection, 411 cc, dengan transmisi lima percepatan manual. Dulunya di tahun 2016, Himalayan masih hadir dengan mesin karburator, namun belum dipasarkan di Indonesia. Himalayan ini juga menggunakan frame half duplx split cradle. Khusus untuk suspensi depan model teleskopik, dan bagian belakang menggunakan suspensi tunggal Linkage. Ban depannya memiliki ukuran 90/90-21, belakang 120/90-17. Untuk remnya, himalayan menggunakan rem cakram 300mm, 2-piston floating caliper untuk bagian depan, dan cakram 240mm 1 piston floating caliper dibagian belakang.
Ketika menghidupkan mesin, suara halus pun terdengar dari knalpot, dan tarikan gasnya juga enteng. Royal Enfield Himalayan dengan warna snow ini pertama kami ajak berkeliling di jalanan ibukota, untuk menguji bagaimana kenikmatan sebuah motor adventure ini di jalan raya. Dan ternyata, Himalayan juga sangat cocok dikendarai di jalan raya. Kami merasakan suspensinya tidak terlalu keras ketika berkendara, dan rasa beratnya motor ini juga hilang ketika berkendara, meskipun kita berjalan lambat. Yang asyiknya Blackpals, karena motor ini tinggi dan besar, orang-orang disekitar apalagi ketika lampu merah, akan melihat kamu ketika menunggangi Himalayan ini, ditambah badge Royal Enfieldnya.
Yang perlu dicatatkan ialah, mengendarai motor ini harus memiliki teknik tersendiri, agar merasakan tarikan mesinnya. Meskipun Himalayan memiliki silinder 411cc, buat berkendara dengan motor ini jangan main "digeber" aja. Tarikan gas mesti dilakukan perlahan agar dapat merasakan tarikannya yang kuat. Mengenai konsumsi bahan bakar, mesin besar ini mampu mencatatkan angka iritnya hingga 30km/liter. Angka yang sangat fantastis bagi sebuah motor dengan berat yang besar.
Tiba saatnya kami mencoba motor ini di jalanan off road. Sengaja kami memilih trek khusus untuk motor trail. Pemanasan kami awali dengan sedikit bermanuver di luar trek, di tanah yang basah dan becek. Tibalah saatnya kami mencoba trek dengan kontur becek, bergelombang, dan berbukit. Awalnya kami sangsi motor ini apakah mampu berjalan di jalanan off road, namun ternyata Royal Enfield Himalayan ini tetap nyaman dikendarai di medan off road.
Suspensinya tetap nyaman karena frame half duplx split cradle, dengan jarak roda yang cukup panjang, sehingga ketika melewati jalanan bergelombang, suspensinya tetap nyaman. Tarikannya ketika menaiki bukit juga patut kami acungi jempol karena torsinya yang besar, sehingga tidak menarik gas secara penuh pun dan masih menggunakan gigi dua, Himalayan ini mampu mendaki bukit treknya. Tak hanya itu, ban dual purpose atau biasa disebut "ban tahu" ini memiliki daya cengkeraman yang baik, sehingga kami pun tidak takut mendaki bukit berbecek yang ada di trek ini.
Secara keseluruhan, kami sangat menyukai motor ini, dengan gaya retro dan juga adventure masa kini. Konsumsi bahan bakarnya yang irit, tarikannya yang memuaskan, panel instrumennya yang lengkap, dan harganya yang bisa dibilang murah, yaitu Rp 93 jutaan on the road. Namun sayangnya, layanan penjualan dan servicenya masih terbatas di Indonesia, yaitu hanya di Jakarta dan Bali saja. Jadi, sangat sulit jika terjadi kerusakan di luar daerah tersebut, dijamin akan kerepotan jadinya BlackPals. Namun, bagi yang sangat menyukai perjalanan "dua alam" ini, saya sarankan untuk mencoba Royal Enfield Himalayan ini. [prm/timBX]