DEC 04, 2015@13:00 WIB | 28,812 Views
Bagi masyarakat Indonesia, nama Peugeot Scooter dan Peugeot Django memang belum familiar. Wajar memang karena brand motor Perancis ini baru singgah ke dalam negeri akhir Agustus lalu bertepatan dengan dihelatnya Indonesia International Motor Show (IIMS) 2015.
"Vespa terbaru ya Mas?" Begitu pertanyaan yang sering terlontar ketika tim BlackXperience.com melakukan pengujian sekaligus sesi foto dan video shoot Peugeot Django. Lagi-lagi hal ini kami maklumi mengingat scooter berdesain retro klasik saat ini masih didominasi lansiran Vespa.
Walau antara Vespa dan Peugeot Scooter keduanya lahir dari benua biru Eropa, namun semua punya diferensiasi masing-masing. Peugeot Django pun tak kalah menariknya dengan Sprint atau Primavera ala Vespa.
Model yang kami uji adalah Peugeot Django tipe Sport namun dengan optional jok boncenger. Tema klasik modern sangat dominan pada Peugeot Django. Kontur tubuhnya serba membulat, mulai dari lampu depan, faring, cover setang dan panel instrumen, hingga ke bodi belakang. Meski demikian elemen-elemen modern tetap dipadu padankan secara harmonis. Misalnya penggunaan LED lamp untuk lampu sein depan dan belakang serta stop lamp.
Putar kunci kontak dan tekan tombol starter di sebelah kanan, maka mesin akan langsung bekerja serta menghasilkan suara halus. Di saat bersamaan pula panel instrumen akan memancarkan warna biru dalam bentuk paduan digital dan analog. Scooter Perancis ini pun siap dibawa melesat mengarungi kejamnya traffic Ibukota.
Kami sebut "kejam" karena hampir tak ada waktu absen bagi Kota Jakarta terbebas dari kemacetan. Meski demikian ternyata Peugeot Django sanggup memberikan manuver yang baik untuk melesat mencari celah diantara mobil-mobil yang tengah merayap berjalan perlahan menunggu giliran untuk maju secuil ke arah depan.
Namun untuk melakukan u-turn kami butuh ancang-ancang khusus mengingat radius putar Peugeot Django yang cukup lebar. Selain itu ground clearance terbilang rendah, bahkan kami merasakan lebih rendah dari Vespa Sprint. Bagi pengendara dengan postur tubuh kecil tentu bukan masalah, tapi bagi yang punya bobot tubuh terbilang besar, maka motor akan mudah tersangkut ke permukaan jalan dengan kontur yang kurang rata, terlebih lagi jika motor dipakai untuk berboncengan.
Saat jalan lumayan lengang, mesin 150,6 cc 4-tak silinder tunggal yang diusungnya mampu memberikan akselerasi yang lembut untuk mengembangkan kecepatan. Memang guna menyentuh kecepatan lebih dari 80 km/jam cukup sulit digapai, tapi tentu itu bukan poin penilaian yang signifikan mengingat scooter urban lebih sebagai alat mobilitas harian bukan mengandalkan power besar semata.
Peugeot Django juga sudah dibekali dengan sistem pengereman Synchro Braking Control. Fitur ini ditandai dengan adanya emblem SBC yang menempel di setang sebelah kiri. Prinsipnya, SBC mirip dengan sistem pengereman Combi Brake di motor Honda. Artinya jika tuas rem belakang ditarik maka rem depan akan ikut bekerja sehingga pengereman bisa lebih optimal.
Mampukah Peugeot Django menggeser kekuatan heritage Vespa di Indonesia yang sudah menahun? Tentu waktu yang akan menjawabnya. Tapi yang jelas kini penggila scooter retro Eropa disodorkan opsi lain yang tak kalah menariknya. Apalagi Peugeot juga sudah eksis di industri roda dua lebihd ari 100 tahun lalu. [Pra/timBX]
Spesifikasi
Mesin : Single Cylinder 4-stroke Air Cooled
Kapasitas : 150.6 cc
Sistem Pasokan Bahan Bakar : Fuel Injection
Tenaga Maksimum : 10.7 hp
Torsi Maksimum : n/a
Transmisi : otomatis belt
Bahan Bakar : Gasoline
Kapasitas tangki : 8.5 liter
Panjang : 1.925 mm
Lebar : 710 mm
Tinggi : 1.291 mm
Sumbu Roda : 1.350 mm
Berat kosong : 129 kg
Suspensi Depan : Hydraulic Fork
Suspensi Belakang : Single hydraulic shock absorber
Ban Depan : 120/70 R12
Ban Belakang : 120/70 R12
Fitur lain : Synchro Braking Control, Underseat storage bay 1 open face hemlet, outlet 12V, lockable glove box, bag hook, LED sign and stop lamp.
Harga : Rp 34,9 juta off the road Jakarta