FEB 22, 2022@12:55 WIB | 23,610 Views
Dipakai untuk menunjang aktivitas sehari-hari, para pemotor kerap membuat tunggangannya lebih bertenaga. Salah satu jalan yang dipilih yaitu memperbesar kapasitas mesin alias Bore Up.
Rupanya melakukan bore up pun tak bisa sembarangan, meski kerap dinilai dapat disesuaikan dengan kebutuhan mesin yang masih dipakai harian. Untuk itu, berikut 5 trik jitu bore up motor aman untuk harian dan enggak gampang jebol.
1. Jangan terlalu ekstrem dalam memperbesar kapasitas mesin dan perhatikan tebal liner boring
Mengganti ukuran piston dengan yang lebih besar tentu wajib diikuti dengan penyesuaian liner boring. Namun wajib diingat, melakukan perubahan pada liner boring pun harus memperhatikan sisa ketebalannya setelah dilakukan pembubutan alias korter.
Dinding liner yang terlampau tipis bisa meningkatkan resiko piston macet karena boring atau liner melintir (pada bagian yang tipis). Setidaknya, tebal liner setelah dikorter masih tersisa 3 – 5mm. Kita ambil contoh motor Honda Beat, diameter piston adalah 50mm, batas aman untuk dibore up sekitar 53 – 55mm. Sudah lumayan kubikasi dari 110cc menjadi 135cc.
Baca juga: Ciri One Way Motor Rusak
2. Mengatur Kompresi
Kompresi juga penting untuk diperhatikan agar mesin dengan kapasitas baru ini dapat mempunyai durabilitas yang panjang alias awet. Wajib hukumnya meskipun budget nggak memungkinkan untuk dilakukan porting, menghitung kompresi ideal harus dilakukan.
Tujuannya untuk mengetahui bahan bakar apa yang nantinya bisa diisikan ke tangki BBM. Jangan sampai mesin bore up dengan kompresi 15:1 dipaksa menenggak premium, atau justru mau bikin mesin balap kompresinya 10:1 malah dikasih avgas. Usahakan kompresi mesin ‘kohar’ alias korek harian tidak terlalu besar guna mengurangi kinerja berat dari piston dan suhu mesin yang kerap lebih tinggi akibat kemacetan.
Baca juga: Merek Gear Set Motor Terbaik
3. Perbesar asupan bahan bakar (Bensin)
Yang namanya kapasitas mesin menjadi besar, tentu kebutuhan bensin ke ruang bakar juga harus lebih banyak. Kalian harus memperhatikan juga berapa spesifikasi bore up mesin motor kalian guna menyesuaikan dengan asupan bahan bakar.
Caranya kalian dapat menyetting karburator atau pakai injektor yang setingkat lebih basah akan memberi reliabilitas lebih pada performa mesin. Bisa menggunakan main jet setingkat lebih besar atau injektor yang satu level lebih banyak lubangnya.
Tujuannya agar densitas campuran bahan bakar dan udara lebih padat sehingga ledakan juga makin besar. Indikator terlalu boros atau nggaknya, bisa kalian lihat di ujung elektroda busi. Hasil pembakaran yang pas bisa perhatikan warna busi yang merah kecoklatan.
Baca juga: Cara Menyetel Karburator Agar Irit Bensin
Apabila dibandingkan dengan settingan kering yang menyebabkan elektroda berwarna keabu-abuan, ini bisa bikin mesin jadi cepat panas. Jika settingan terlalu kering, akibatnya piston bisa macet pada liner karena memuai.
4. Ganti CDI atau ECU
Langkah ini dilakukan untuk memaksimalkan kinerja mesin dengan spesifikasi lebih besar akibat bore up. Selain untuk mengatur suplai debit bensin, mengganti CDI atau ECU pun dapat menyetel limiter mesin motor kalian agar terhindar dari jebol mesin akibat terlalu "asik" menarik tuas gas motor.
Baca juga: Penyebab Backfire Pada Motor
5. Pakai Oli berkualitas dan rajin ganti.
Cara ini paling penting diperhatikan. Mesin motor bore up tentu beda cara memperlakukannya dengan mesin yang masih orisinal pabrikan, kalian harus lebih sering mengecek dan mengganti oli motor agar piston dan dinding liner boring terlumasi dengan maksimal. Misalnya mesin motor standar 3000-4000km ganti oli, alangkah baiknya mesin motor bore up ganti oli setiap 1500-2500km. [azz/era/timBX]