AUG 02, 2024@12:00 WIB | 695 Views
ADAS atau Keselamatan Pasif merupakan hal baru di dunia otomotif Indonesia. Meskipun teknologi seperti ini sudah jadi mandatory atau bagian penting dalam fitur keselamatan di luar negeri baik Eropa, Amerika maupun Australia. Namun, di Indonesia sendiri masih saja jadi fitur bukan standard malah cenderung masuk ke dalam fitur non prioritas.
Selain harga-nya yang mahal, juga fitur ini memang punya beragam bentuk dan model. Itupun juga tergantung pengembangan dari produsen otomotif itu sendiri. Lantas, kenapa bisa hadir dalam berbagai bentuk? Jadi begini, ADAS atau Advance Driving Assistance System merupakan keseluruhan sistem yang ada di dalam mobil.
Sistem ini secara keseluruhan membantu pengemudi antisipasi bahkan berikan bantuan tatkala dalam kondisi berkendara melakukan sesuatu. Pasalnya, ADAS sendiri itu sangat banyak jenisnya. Serta setiap pabrikan pun punya sistem ADAS tersendiri. Kali ini, kita mau bahas dulu seperti apa ADAS pada mobil yang ada di Indonesia dan apa perbedaannya.
Toyota dan Daihatsu Sematkan Kamera Sebagai ADAS
Toyota dan Daihatsu mungkin satu dari beberapa pabrikan otomotif yang perkenalkan ADAS mereka hanya bermodalkan kamera saja. Namanya Toyota Safety Sense dan ASA, keduanya memang masih satu basis. Meskipun beda nama namun peruntukkannya pun tetap sama.
Hadir dengan beragam fitur mulai dari Pedal Misoperation, Lane Keeping Assist sampai Blind Spot Monitoring system. Untuk, dua fitur utama memang masih andalkan kamera yang terletak di bagian atas kaca depan. Sedangkan Blindspot Monitoring system sendiri andalkan sensor yang mendeteksi kendaraan yang tidak terlihat oleh kaca spion.
Sedangkan TSS 3.0 lebih lengkap dan canggih, terdapat Geofencing, Guest Driver yang bisa sesuaikan dengan profil pengemudi dan seluruh bagian dari mobil tersebut. Selain itu, Dynamic Radar Cruise Control yang lebih seamless dan nyaman untuk penggunaan cruise control di jalanan. Sayangnya, fitur seperti ini hanya terdapat di versi sport dan termahal dari produk Toyota.
BMW Sebagai Pionir Selangkah lebih maju dengan sensor
Justru BMW sebagai pionir pabrikan dengan ADAS mereka sudah mencapai level tertinggi. Kali ini BMW sendiri kenalkan fitur ADAS level 2 dan level 3 dengan sistem full otonom alias sudah bisa berjalan sendiri. Dengan nama BMW Highway Assistant, sekarang levelnya sendiri sudah berjalan sampai ke level 3 atau sudah bisa gapai kecepatan 130 km/h.
Mengutip dari lama resmi mereka, BMW klaim ini semua sudah bisa mereka coba tahun ini. Satu sisi penggunaan radar dan kamera pun masih bisa mereka andalkan. Termasuk Anti-Theft Recording Camera, lalu Active Blind Spot yang langsung cek kondisi sekitar apakah ada kendaraan yang tak terlihat.
Lantas ada steering assistant dan distance control dengan radar, bisa melihat secara langsung dan koreksi setir serta mengurangi kecepatan apabila mobil depan sudah berbeda jauh dengan kecepatan mobil kita. Nah ada lagi Lane Change Assistant, kali ini BMW hadirkan fitur berpindah lajur hanya dengan konfirmasi melalui gerakan kepala pengemudinya.
Ini terobosan baru dari BMW untuk hadirkan ADAS dengan full otonom level 3.
Produsen Tiongkok tidak mau kalah
Sebenarnya produsen Tiongkok seperti Chery dan kawan-kawan hadirkan fitur yang setara bahkan mirip dengan pabrikan Jepang. Contoh saja, Chery hadirkan ADAS dengan berbagai fitur. Seperti Tiggo 8 Max sendiri punya beragam fitur ADAS.
Mulai dari Rear-Cross Traffic Alert, saat berjalan mundur pun bisa berikan peringatan dan pengereman mendadak saat mobil lewat. Lalu ada Integrated Cruise Assist atau Adaptive Cruise Control sudah bisa gunakan sistem kamera untuk mendeteksi adanya kecepatan pada mobil depannya. Sebenarnya fungsionalitasnya sama.
Namun, setiap pabrikan pasti sudah memastikan penggunaannya. Seperti BMW dan Mercedes sangat lazim gunakan Lidar sebagai sensor untuk swakemudi atau otonom. Dan LiDar sendiri jauh lebih advance karena bisa mendeteksi benda apapun dengan range lebih jauh daripada kamera bahkan sensor.
Adapun juga ADAS dengan Radio Frequency, namun fitur ini sangatlah bergantung dengan frekuensi radio dan juga terhalang regulasi frekuensi radio di setiap negara.