AUG 28, 2018@09:00 WIB | 3,782 Views
(Amphibio, alat pendukung pernapasan di dalam air)
Seorang peneliti dikabarkan sedang mengembangkan sebuah alat yang mendukung pernapasan dalam air. Bukan sekadar tabung oksigen, melainkan berupa eksoskeleton. Jun Kamei adalah sosok dibalik pengembangan alat ini.
Anda tahu film Waterworld? Film post-apocaliptyc tersebut menceritakan keadaan bumi di masa depan. Dalam film itu, lapisan es di Kutub diceritakan telah mencair. Akibatnya, volume air laut bertambah dan membuat daratan tenggelam. Nah, konsep inilah yang melatarbelakangi Jun melakukan penelitian ini. Jun merasa suatu saat nanti kota-kota besar di dunia akan tenggelam.
(Konsepnya terinspirasi dari serangga yang dapat bernapas dalam air)
Alat tersebut diberi nama Amphibio, sebuah perangkat yang akan menangkap udara di dalam air sekaligus juga membuang karbon dioksida. Untuk dapat menciptakan Amphibio, Jun meneliti serangga yang dapat bernapas di dalam air. Serangga tersebut dapat bertahan dengan memerangkap udara di eksoskleteonnya. Bentuknya mirip saringan dan berfungsi juga sebagai pembatas antara air dengan tubuh serangga itu.
(Percobaan purwarupa Amphibio)
Nah, Amphibio juga dibuat dengan konsep serupa. Ada tiga bagian dari Amphibio, yakni saringan yang akan dipakai di dada, masker, dan sebuah tabung yang menghubungkan keduanya. Mudahnya seperti gabungan antara scuba diving dengan menyelam bebas.
Jun memanfaatkan bahan berpori dan anti-air untuk membuat Amphibio. Menariknya, alat ini dapat berfungsi dengan baik ketika menangkap oksigen di dalam air. Sayangnya, Jun Kamei belum menguji purwarupa ini bersamaan dengan maskernya.
(Dibutuhkan luas permukaan sekitar 32 meter persegi agar alat ini dapat mendukung pernapasan manusia)
Hingga saat ini, Jun masih mengalami kendala untuk memperluas permukaan Amphibio. Pasalnya, semakin luas permukaannya, maka akan semakin banyak oksigen yang dapat ditangkap. Setidaknya dibutuhkan permukaan seluas 32 meter persegi. Sementara saat ini, Amphibio hanya memiliki luas permukaan 4 meter persegi saja.
Perlu diketahui, menurut seorang profesor di Duke University, Joseph Bonaventura, manusia setidaknya membutuhkan 500 liter oksigen dalam sehari. Nah, untuk mendapatkan oksigen sejumlah itu, dibutuhkan 11.000 liter udara setiap harinya. Sementara itu, permukaan air memiliki kandungan 10ml kandungan oksigen perliter air. Agar Amphibio dapat mendukung pernapasan manusia secara optimal, setidaknya dibutuhkan 50.000 liter air.
(Indikator oksigen pada Amphibio)
Jun Kamei sendiri optimis bahwa ia akan berhasil membuat alat ini bekerja dengan baik. Bila tiba saatnya nanti, kemungkinan manusia akan dapat menyelam di dalam air tanpa bantuan oksigen. Yang lebih penting lagi, alat ini akan mampu mendukung kehidupan manusia di masa depan. [Trd/timBX]