AUG 10, 2018@09:00 WIB | 1,519 Views
(Google Glass dimodifikasi agar berguna bagi keperluan medis)
Pemanfaatan teknologi sebagai sarana medis bukan hal baru lagi. Malahan, perkembangan pelayanan medis berjalan linier dengan kemajuan teknologi. Misalnya di China, teknologi virtual reality digunakan untuk mengukur perkembangan pasien rehabilitasi narkoba.
(Google Glass digunakan untuk membantu pengidap autisme)
Kini, sejumlah ilmuwan juga memanfaatkan teknologi untuk menangani sejumlah masalah medis tertentu. Berbekal teknologi face recognition, para ilmuwan tersebut menggunakan Google Glass untuk membantu para pengidap autisme. Dalam jurnal yang dirilis, para ilmuwan tersebut menyebutnya dengan Superpower Glass, sebuah program pemindai wajah yang hanya dapat berjalan pada perangkat Google Glass.
(Berkat program Superpower Glass, Google Glass mampu mendeteksi ekspresi serta emosi orang lain)
Perlu diketahui, para pengidap autisme akan kesulitan untuk membina hubungan sosial, berkomunikasi secara normal, maupun memahami emosi serta perasaan orang lain. Untuk itulah, Google Glass dibekali dengan facial recognition. Nantinya, Google Glass akan memindai wajah lawan bicara penggunanya. Kemudian, alat ini akan menjelaskan ekspresi yang sedang ditunjukkan lawan bicara kepada penggunanya. Berkat hadirnya inovasi ini, para pengidap autisme akan terbantu secara sosial dengan kemampuan membedakan jenis ekspresi dan emosi orang lain di hadapannya.
Bukan sekadar konsep, para ilmuwan tersebut juga sudah melakukan uji coba. Setidaknya, ada 14 partisipan yang dilibatkan dalam uji coba tersebut. Hasilnya, 12 keluarga dari partisipan tersebut melaporkan melakukan lebih banyak kontak mata dengan pengidap autisme. [Trd/timBX]