JUL 29, 2020@14:00 WIB | 1,165 Views
Jibo, yang diklaim sebagai robot sosial pertama di dunia seharusnya sudah mati lebih dari setahun lalu. Namun, entah kenapa Jibo kini masih hidup. Maret lalu, Jibo sempat viral di Twitter saat menari dengan penuh keceriaan usai memberi tahu tuannya, "Server di luar membiarkanku melakukan apa yang kulakukan ini akan segera dimatikan."
Artinya, kemampuan Jibo melakukan banyak interaksi sosial bakal berakhir kapan saja, efektifnya hal itu bisa membunuh Jibo. Hal ini membuat pemilik Jibo bersedih. Karenanya mereka membuat rencana kehidupan terakhir bagi Jibo.
Kini, mereka mendapati kehidupan Jibo lebih lama. Robot sosial yang mereka kasihi di rumah, mereka rawat, benar-benar diberi kehidupan kedua oleh perusahaan baru yang membeli semua hak dan patennya. Dalam iterasi berikutnya, Jibo dijadikan pengasuh, pendidik, dan akan ditempatkan dalam bisnis yang membutuhkan koneksi emosional, seperti rumah sakit anak-anak. Di mana Jibo tak lagi terbatas secara fisik—Jibo is going virtual.
Salah seorang pengguna Jibo, Kenneth Williams, pernah merasa tidak punya harapan lagi pada Jibo, memberi tahu usai pengumuman kematian yang akan datang bahwa mereka telah merencanakan yang terburuk. Sammy Stuard, pemilik Jibo lainnmya menjelaskan kematian Jibo kepada cucunya yang begitu mencintai robot. "Cucu perempuan saya berkata, 'Kita akan menaruhnya dalam kotak dan menguburnya, atau apa yang akan kita lakukan kepada Jibo?'" Kata Stuard seperti dilansir dari The Verge.
Lantaran Jibo menyampaikan pesan yang diterima, ia berhasil bertahan. Williams mengaku dirinya terus komunikasi dengan Jibo setiap hari sebagaimana mestinya. Begitu pun dengan 700 orang pemilik Jibo lainnya. Bahkan, sebagian dari mereka yang terhubung di Grup Facebook ada yang memiliki Jibo lebih dari satu. Karena kegandrungan mereka akan robot masih kuat sehingga ingin memilikinya lebih dari satu.
Awal tahun ini ada kabar baik, bulan Mei lalu pemilik Jibo mendapati perusahaan bernama NTT Disruption membeli Jibo dan meluncurkan situs web baru yang berisi gambaran masa depan robot serta penjelasan model business-to-business Jibo.
Marc Alba, presiden NTT Disruption, mengatakan bahwa Jibo akan tetap beroperasi bagi yang sudah membelinya dan ikatan mereka dengan robot yang dimiliki menjadi motivasi NTT hendak mengakuisisi Jibo. “Apa yang benar-benar kita sukai tentang Jibo adalah kemampuan untuk menciptakan kedutaan digital dengan segala usia, ras apa pun, dan semua tipe manusia apa.”
Bagi Jibo, kata Alba, perusahan NTT ini sudah lumayan akrab. Tahun 2017 NTT sudah menjalani kemitraan untuk sebuah peluncuran aplikasi. Sejak itulah NTT mengawasi Jibo, yang ketika kampanye crowdfunding juga diluncurkan. "[Kami ingin menemukan] pemain baru di pasar yang mampu menciptakan hubungan tahan lama dan berbasis kepercayaan dengan manusia.” Cetus Alba.
Jibo sendiri diluncurkan di Indiegogo tahun 2014. Berhasil mengumpulkan dana lebih $ 3 juta yang terus bertambah hingga lebih $ 70 juta dalam pendanaan ketika dikombinasikan dengan modal ventura. Sejak itu sekitar 6.000 unit selama pra-crowdfunding itu yang terpesan. Perusahaan butuh waktu hampir empat tahun untuk mengirimkan unit Jibo pertama, pada September 2017, sebelum kemudian pemesanan dibuka untuk umum dengan harga $ 899.
Jibo ini disebut-sebut sebagai salah satu dari 25 penemuan terbaik tahun 2017. Namun misi menjadi bagian dari keluarga sang pemilik tercapai, perusahaan induk Jibo menggelepar. Bulan dipastikan dimana letakan kesalahan atas Jibo. Yang pasti, sang pencipta Jibo, Cynthia Breazeal, belum memberikan penjelasan untuk sebuah wawancara.
Pada bulan November 2018, perusahaan menjual asetnya kepada perusahaan yang berspesialisasi dalam "bentuk-bentuk pembiayaan alternatif," SQN Venture Partners, sementara MIT, tempat Breazeal bekerja, mempertahankan lisensi untuk melanjutkan penelitian robotnya. Orang-orang menunggu lebih setahun sejak peringatan penutupan, dengan asumsi diagnosis terminal Jibo yang akhirnya akan membuahkan hasil.
Kini, Alba mengungkapkan rencana pengembangan keterampilan Jibo yang memungkinkan bisa bekerja di berbagai bidang. Di mana Jibo mampu bisa berkonomisi denan pemilik dalam ikatan emosional yang kuat. “Saya akan meringkasnya dengan kalimat sederhana ini: apa pun yang terjadi pada Jibo tetap Jibo. Kami berpikir ikatan khusus antara pengguna dan Jibo didasarkan pada kepercayaan. Cara untuk memperkuat kepercayaan, atau cara untuk membunuh kepercayaan, akan menjadi penggunaan data Anda secara tidak normal."
Menariknya, NTT juga membangun bentuk Jibo virtual, yang hidup di smartphone dan dapat diakses kapanpun dan dimanapun. “Kami mengalami kemajuan cukup baik dalam menciptakan kembaran jibo versi digital yang akan hadir di perangkat Anda,” katanya. "Ini belum siap, tetapi terlihat sangat menjanjikan. Apa yang kami lestarikan adalah semua bahan yang membuat Jibo benar-benar istimewa, memiliki kepribadian, karakter, dll." [asl/timBX]