APR 16, 2020@10:00 WIB | 1,075 Views
BPPT terus bersinergi dengan Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan COVID-19 (TFRIC19), dengan berbagai produk teknologi yang dihasilkan seperti mobile hand washer, hingga aplikasi CovidTrack. Saat ini BPPT dan tim lainnya sedang melakukan riset akhir untuk memproduksi ventilator portable sebelum diproduksi massal oleh industri terkait. Pun dalam waktu dekat, Kepala BPPT Hammam Riza, mengatakan akan merilis Rapid Diagnostic Test (RDT) Kit untuk mendeteksi COVID-19, atau biasa dikenal dengan screening virus Corona.
Hammam mengatakan, BPPT bersama TFRIC19, yang berada dalam koordinasi Konsorsium COVID-19 yang dibentuk Kementerian Riset dan Teknologi, tengah membuat dua tipe RDT kit, untuk mendeteksi cepat virus corona (SARS-Cov-2). Kedua tipe perangkat tersebut yakni, RDT deteksi antibodi IgG/IgM, dan RDT deteksi antigen micro-chip.
“Mohon dukungan dan doa dari semua pihak, agar RDT deteksi antibodi IgG/IgM dapat diproduksi bulan Mei. Saat ini kami terus melakukan percepatan pengembangan model RDT IgG IgM, dan RDT micro-chip,” kata Hammam Riza.
RDT Buatan Lokal Lebih Sensitif
Lebih lanjut Hammam menuturkan bahwa RDT buatan Indonesia ini memiliki kelebihan, yakni lebih sensitif dan spesifik dalam mendeteksi virus corona dibandingkan test kit impor. Alasannya, karena RDT ini menggunakan strain virus dari orang Indonesia dalam pengembangannya.
“Kami targetkan sensitivitas RDT akan lebih tinggi dalam mendeteksi COVID-19 di Indonesia dengan menggunakan strain virus dari pasien positif Indonesia. Tentu hal ini berbeda dengan RDT kit yang diproduksi luar negeri, karena kit impor tersebut menggunakan strain virus dari negara lain,” jelas Hammam.
Hammam lalu merinci bahwa upaya pengembangan RDT kit terus dilakukan oleh BPPT bersama TFRIC19 yang diantaranya terdiri dari UGM, ITB, dan industri terkait. Perlu diketahui prototipe RDT IgG/IgM ini dikembangkan dalam bentuk strip. Produk RDT IgG/IgM buatan Indonesia ini akan mampu mendeteksi secara cepat dalam waktu 5-10 menit dengan meneteskan darah atau serum pada alat RDT IgG/IgM.
Sementara perangkat RDT micro-chip merupakan alat deteksi antigen yang menggunakan micro-chip. Alat ini mampu mendeteksi secara dini keberadaan virus covid-19 pada pasien dalam pengawasan (PDP), orang dalam pemantauan (ODP) atau orang tanpa gejala (OTG) dengan menggunakan sensor Surface Plasmon Resonance (SPR). Dalam 1 micro-chip dapat mendeteksi sekaligus 8 sampel dengan sampel bisa langsung dari swab.
“Saat ini progress pengembangan kedua tipe RDT kit masih dalam tahap desain dan akan diuji validasi dengan menggunakan isolat RNA, yang dimiliki oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan dan juga LBM Eijkman. Kami akan terus mengakselerasi, agar produk ini dapat segera digunakan untuk mendukung percepatan penanganan pandemik virus COVID-19 secara nasional,” tutup Hammam. [prm/timBX] berbagai sumber