MAR 30, 2021@08:00 WIB | 1,191 Views
Setiap inovasi teknologi dan imajinasi terjauh sekalipun jika masih dalam lingkaran planet bumi senantiasa ada tandingannya. Namun, inovasi dan imajinasi tentang planet Mars atau membangun kota masa depan di Mars adalah sesuatu yang benar-benar menakjubkan.
Apa yang tidak ada di bumi untuk sebuah kehidupan manusia? Apa pula yang diharapkan dari planet Mars yang belum seorang pun dapat membuktikan sebuah kehidupan di sana?
Seiring pertanyaan-pertanyaan semacam itu muncul, orang-orang mulai terbiasa membicarakan sebuah kota masa depan di Mars. Bahkan, ada seorang warga negara Indonesia yang sudah mendaftar untuk menjadi bagian dari gelombang pertama perjalanan menuju Mars.
Terasa benar, tiada satu halpun yang tidak mungkin. Karenanya, soal planet Mars, mulai dari organisasi eksplorasi ruang angkasa yang mapan hingga individu pribadi, nampak semua telah jatuh cinta dengan planet 'merah' tetangga 'bumi' tersebut.
Adalah Elon Musk empunya ide atau inisator untuk membangun sebuah kolonisasi planet Mars. Berbeda dengan rencana NASA dan organisasi lain, yang berjalan lambat, Musk sudah bermimpi tentang kota-kota Mars, dan dirinya sendiri pindah ke sana suatu hari nanti.
Sekarang, jika kita melihat sebuah konsep kota Mars, bukan lagi menjadi sesuatu yang mengejutkan. Tapi bisa jadi kita akan benar-benar terkejut jika konsep kota di Mars ini bukanlah ide dari Musk, melainkan ide atau karya dari sebuah firma arsitektur bernama ABIBOO.
ABIBOO menyebut Kota impian mereka sebagai "Nuwa" yang berarti ibu dewi dalam mitologi Tiongkok, yang bertanggung jawab atas penciptaan manusia. Lokasi yang dipilih untuk tempat ini disebut Tempe Mensa.
Belum dapat dipastikan di mana tepatnya lokasi yang akan dibangun sebagai wilayah "Nuwa". Yang pasti bisa ditempatkan di mana pun, karena mensa dalam geologi planet adalah singkatan dari puncak datar dengan tepi seperti tebing, yang hal itu ada banyak di Mars.
Dilihat dari konsepnya, kota masa depan Nuwa berada di tepi layaknya tebing? Pasalnya, Nuwa akan dibangun di dalam bebatuan, sebagai sarana untuk melindunginya dari radiasi, meteorit, dan cahaya matahari langsung.
Seperti halnya kota mana pun, kota ini juga akan memiliki area pemukiman dan kerja (disebut bangunan makro), ruang alami yang dijuluki Kubah Hijau, dan bahkan area pertanian.
Secara teori, Nuwa harus mampu menghidupi populasi sekitar 250.000 orang, tetapi itu mungkin bukan satu-satunya manusia yang tinggal di planet ini. ABIBOO membayangkan jaringan lima pemukiman manusia yang mencakup Kota Abalos di Kutub Utara, dan Kota Marineris di Valles Marineris, "ngarai paling luas di tata surya" seperti yang dikatakan oleh firma arsitektur tersebut.
Kota-kota Mars ini tidak, setidaknya pada awalnya, dibayangkan sebagai koloni independen, tetapi masih bergantung pada Bumi. Layanan antar-jemput reguler harus menghubungkan dua planet, dan tiket di salah satunya setidaknya seharga $ 300K (setara Rp. 4,3 Miliar).
Itu mencakup “perjalanan satu arah, satu unit hunian ~ 25-35 m2 / orang, akses penuh ke fasilitas umum, semua layanan pendukung kehidupan & makanan, dan kontrak kerja yang mengikat untuk mencurahkan antara 60% dan 80% dari pekerjaan mereka waktu untuk tugas yang diberikan sebagai fasilitas kota." [asl/timBX]