APR 06, 2020@19:45 WIB | 1,522 Views
Baru-baru ini, ramai diberitakan tentang sosok Santo Purnama. Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) yang berhasil menciptakan produk inovatif melalui perusahaan yang didirikan di Singapura. Produk inovatif mutakhir ini ialah alat Rapid Test COVID-19 yang diciptakan untuk memerangi pandemi korona.
Tidak bisa dipungkiri, masyarakat dunia hari ini membutuhkan bantuan atau pertolongan, salah satunya ialah alat rapid test seperti yang dicipta oleh perusahaan Sensing Self. Pandemi corona telah mendunia. Sebarannya di Indonesia mengalami peningkatan setiap hari.
Untuk itu, guna mencegah dan mengurangi penyebarannya, masing-masing pihak harus menjaga diri. Bahkan seluruh negara yang menjadi zona COVID-19 harus saling bahu-membahu atas nama kemanusiaan.
Begitu lah Santo Purnama, atas nama kemanusiaan, ia ingin alat rapid tesd ciptaannya untuk bisa digunakan oleh masyarakat Indonesia. Tentu saja melalui izin yang dikeluarkan pemerintah. Sebab, selain harganya murah, alat ini juga lebih cepat untuk mendapatkan hasil tesnya dan akurasinya tinggi pula.
Rapid Test COVID-19 Sensing Self
Alat rapid test mandiri untuk virus korona ini secara resmi diproduksi sejak Februari 2020. Alat ciptaan Santo ini, selain mampu memberikan hasil tes mandiri dalam waktu hanya 10 menit, akurasinya juga hingga 92% di hari pertama bagi pengguna yang terpapar korona.
Alat yang menggunakan analisis enzim ini dibanderol Rp 160.000 (USD 10) yang memungkinkan siapa saja dapat melakukan uji tes di rumah masing-masing.
Praktis, efisien, dan ekonomis, alat pendetek COVID-19 ini sudah mengantongi lisensi edar resmi dari tiga pasa penting di dunia. Antara lain, sertifikat CE di Eropa, persetujuan dari National Institute of Virology dan Indian Council of Medical Research untuk pasar India, dan persetujuan penggunaan alat tes Sensing Self dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) untuk pasar Amerika Serikat.
Khusus di pasar AS, syarat penggunannya harus dilakukan di lembaga medis formal. Untuk India—yang memiliki ribuan kasus positif korona—sudah melakukan pemesanan alat tes ini sebanyak 3 Juta unit.
Santo Purnama mendirikan mendirikan perusahaan biosains Sensing Self pada tahun 2016 Bersama temannya, Shpipal Gandhi. Awalnya, perusahaan ini fokus memproduksi alat tes kesehatan yang bisa dilakukan secara mandiri dengan sampel darah, air liur, hingga air seni.
Sejak virus korona mewabah pertama kali di Wuhan, China, Sensing Self mulai fokus memproduksi alat tes COVID-19 yang dijual sesuai dengan biaya produksi tersebut.
Purwarupa qPCR Test Kit
Dinaungi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), tech Startup lokal Nusantics sebagai bagian dari Gugus Tugas/Tas Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan COVID-19 (TFRIC19) berhasil merampunkan Purwarupa (prototipe) qPCR test kit COVID-19.
test kit buatan indonesia ini merupakan alat pendeteksi virus korona yang telah teruji dan selasai menjalani proses perancangan serta pengujian laboratorium akurasi test kit yang disebut NUSANTARA TFRIC-19. Menggunakan data genomik virus SARS-CoV-2 yang menyebar di wilayah Asia ini rampung Jumat (4/4/2020) lalu.
Perihal rancangan NUSANTARA TFRIC-19, CTO Nusantics, Revata Utama, mengatakan, tahap pertama, Nusantics melakukan analisis bioinformatika dengan mencocokkan urutan genetika virus SARS-CoV-2 di Asia untuk memilih gen sasaran.
Merujuk hasil analisis bioinformatika tersebut, Nusantics merancang NUSANTARA TFRIC-19 untuk menyasar dua gen virus SARS-CoV-2, yaitu Gen RdRP dan Gen N. Kedua gen tersebut masing-masing menghasilkan enzim untuk mereplikasi virus saat menginfeksi sel manusia dan melindungi inti RNA virus.
Setelah itu, tahap selanjutnnya, Nusantics menguji sensitivitas test kit dengan menggunakan isolat RNA dari luar negeri. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mempercepat pengembangan selama isolat RNA lokal belum tersedia. Secara spesifik, Uji laboratorium menunjukkan NUSANTARA TFRIC-19 mampu mendeteksi virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. test kit pun tidak bereaksi terhadap genom virus SARS-CoV-1 atau varian virus Corona lain.
Berikutnya Nusantics akan melakukan uji laboratorium menggunakan sampel virus SARS-CoV-2 yang beredar di Indonesia. Data genomik dari virus lokal akan digunakan untuk menyempurnakan purwarupa NUSANTARA TFRIC-19.
Saat ini gugus tugas untuk Covid-19 masih menunggu untuk mendapatkan sampel virus lokal dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes). Penyempurnaan purwarupa NUSANTARA TFRIC-19 diperkirakan selesai dalam 2 hingga 3 hari setelah sampel diperoleh.
Vivalytic, Uji Cepat Corona Produk Bosch
Ada lagi BlackPals, Vivalytic namanya. Alat uji cepat deteksi virus korona dalam tubuh ini butuh waktu sekitar 2,5 jam. Durasinya masih jauh lebih lama dibanding alat Rapit Test buatan orang Indonesia tadi.
Vivalytic merupakan alat yang berhasil diproduksi oleh perusahaan teknologi asal Jerman, Bosch. Produk ini selesai atas kerja sama dengan Randox Laboratories. Disebutkan bahwa, alat ini mampu mendiagnosis sepuluh patogen dalam saluran pernapasan secara bersamaan dalam waktu dua setengah jam dengan bantuan kartrid uji khusus.
Perusahan mengabarkan, sejak April 2020 Vivalytic sudah tersedia. Sedangkan kartrid uji untuk virus SARS-CoV-2 dimungkinkan baru tersedia di Jerman mulai April ini dan selanjutnya juga akan tersedia di negara-negara lain.
Bosch mengklaim, alat tes baru SARS-CoV-2 buatannya memiliki "akurasi lebih dari 95 persen" dan memenuhi standar kualitas Organisasi Kesehatan Dunia WHO. Bosch berencana tawarkan Vivalytic melalui mitra penjualan teknologi medis termasuk ke laboratorium, rumah sakit, dan praktik-praktik dokter.
CEO Bosch, Volkmar Denner berharap alat rapid tes tersebut mampu menahan penyebaran pandemi CAVID-19 serta dapat memutus rantai transmisi lebih cepat. Sedangkan Presiden Bosch Healthcare Solutions, Marc Meier menyatakan bahwa rapid test yang dikembangkan Bosch memiliki fitur yang mampu memberikan hasil akurat hingga 95%. [Asl/timBX]