JUL 11, 2017@16:00 WIB | 1,042 Views
Apa kelemahan terbesar dari smartwatch dari yang paling murah sampai yang paling mahal? Anda tetap harus mengisi dayanya dalam siklus singkat hitungan hari bahkan ada yang tak tahan 1 hari penuh. Nah inilah salah satu alasan mengapa banyak orang masih betah menggunakan jam konvensional yang tidak perlu repot diisi daya bertahun-tahun.
Di sini masuk sebuah perusahaan bernama Sequent yang ingin menjawab permasalahan tersebut. Dengan metode pembuatan jam tangan tradisional Swiss, ia mengklaim bahwa fitur utamanya akan jadi sebuah revolusi smartwatch, di mana ia mampu mengisi daya snediri alias self-charging.
Untuk mengatasi masalah pengisian baterai, Sequent mengambil inspirasi dari gerakan otomatis di smartwatches Swiss konvensional kinetik. Nah, inspirasi ini terwujud dalam sistem baterai kinetik untuk smartwatch Sequent. Sistem pengisian daya baterai mengandalkan energi kinetik untuk mengisi baterai, jadi pada dasarnya, baterai terisi saat Anda bergerak.
Ilmu di balik itu sama sekali berbeda, namun konsepnya sama. Karena ini smartwatch, Sequent mampu menampilkan pelacak aktivitas, GPS, Bluetooth, sistem pemberitahuan, dan sensor detak jantung. Jam tangan itu sendiri terbuat dari baja tahan karat 316L yang biasanya digunakan untuk teknologi tinggi dan tujuan kedirgantaraan. Ini juga tahan air hingga kedalaman 50 meter. [leo/timBX]