JUN 30, 2020@17:00 WIB | 1,170 Views
Malambungnya harga gas di seluruh dunia sekaligus getolnya kampanye bebas emisi, mendorong orang-orang mendapatkan cara menghemat uang untuk transportasi pribadi. Di tanah air, beberapa waktu terakhir, jumlah pesepeda terus meningkat, terlebih di masa pandemi covid-19.
Bersepeda, kini bukan sekadar menjadi mode transportasi tanpa biaya dan menyehatkan. Tetapi juga menjadi gaya hidup, khususnya bagi masyarakat urban. Ada fakta menarik, ternyata sudah kian banyak yang mulai beralih ke sepeda listrik. Baik sebagai moda transportasi pribadi, untuk mempertahankan hidup sehat, dan tentu saja untuk refreshing atau bersenang-senang dengan bersepeda.
Kemajuan teknologi melahirkan baterai tahan lama yang difungsikan untuk sepeda listrik. Sehingga harga untuk e-bike menjadi semakin terjangkau dan memungkin lebih banyak orang untuk memilikinya. Terbukti, pada tahun 2017 silam saja, menurut data yang dilansir dari eCycleElectric, penjualan sepeda listrik di seluruh dunia sekitar 24 unit sepeda. Sebagaian besar beredar di Eropa dan Cina.
Bicara soal sepeda listrik—yang beragam jenis, bentuk, dan fiturnya—STRØM CITY nampak tampil beda. Unik, inovatif, sederhana, fitur-fiturnya simple, dan harga terjangkau, bahkan disebut-sebut sebagai e-Bike terbaik dari Denmark yang berjuluk ibukota sepeda dunia itu. STRØM CITY dirancang dan dibangun hanya untuk satu hal tujuan, yaitu membawa pesepeda dari satu tempat ke tempat lain dengan mudah. Harganya dibanderol mulai dari $ 899 USD.
Kisah Dua Sahabat
Adalah Morten Birch (usia 23) dan Nichlas Lloyd (usia 26), dua sahabat di balik hadirnya sepeda listrik STRØM CITY. Dua sahabat ini punya misi membangun komuter dalam kota dengan teknologi terbarukan, labih nyaman, dan mempercepat transisi ke tranportasi bebas emisi alias transportasi hijau atau ramah lingkungan. Kurang lebih sepuluh tahun yang lalu, keduanya bertemu di sekolah bisnis di Denmark. Ketika mereka sering berbagi ide dan melakukan hal-hal bersama-sama.
Akhirnya, November 2016 mereka merancang model FATBIKE pertamanya sebagai cikal bakal lahirnya dari STRØM Bikes. Untuk membangun rancangan tersebut mereka mengkampenykannya di Indiegogo dan mereka berhasil mengumpulkan dana lebih dari yang mereka harapkan.
Fitur STRØM CITY
Pembeda STRØM CITY dengan sepeda listrik lainnya dibuat oleh Morten Birch dan Nichlas pada bagian baterei yang digunakan. STRØM CITY hadir dengan baterai LG 10Ah tersembunyi yang diletakin di frame (rangka) bagian bawah (Down Tube) sepeda. Baterai ini bisa dilepas untuk memudahkan pengisian dengan sistem penguncian bawaan untuk mencegah pencurian. Waktu pengisian sekitar 3-4 jam. Dengan baterai LG 10Ah standar mereka, Anda mendapatkan kisaran hingga 80 km / 50 mil. Atau tingkatkan ke baterai LG "GO Further" 13Ah dan dapatkan hingga 100 km / 68 mil.
Sepeda listrik yang tersedia dengan tiga warna (matte black, moon gray dan shiny white) keren ini dibangun dengan frame alumuniun teringan. Tetapi sepeda listrik ini dibangun dengan kerangka sepeda yang kuat. Untuk bagian sistem penerangannya dibikin terintegrasi semua yang dioperasikan daya sakelar bawaan.
Pada prinsipnya, STRØM CITY adalah sepeda listrik paling ringan dan paling inovatif, dengan tampilan dan kesan seperti yang belum pernah Anda alami sebelumnya. Di mana baterai terintegrasi dalam rangka membuat e-bike ini lebih terlihat trendi tanpa mengurangi daya tahan atau kenyamanan.
STRØM CITY dirancang dengan fleksibilitas melalui konsep matang. Anda dapat mengendarainya seperti sepeda biasa menggunakan sistem persneling Shimano 7-percepatan atau memanfaatkan sistem kelistrikannya yang kuat. Nikmati tenaga motor listrik hingga 350 Watt * yang dapat membawa Anda dari 0 hingga 32 km / 20 mph * dalam hitungan detik. STRØM CITY tersedia dalam ukuran sedang (160-180 cm / 63-71 inci) atau ukuran besar (180-210). [asl/timBX]