AUG 06, 2018@12:00 WIB | 2,274 Views
Buku adalah jendela dunia. Ungkapan ini tentu sudah sangat akrab di telinga Anda. Kini di zaman yang sudah serba digital, buku tidak hanya dapat dibaca dalam bentuk fisiknya saja. Sekarang Anda sudah dapat menikmati beragam buku bacaan lewat smartphone Anda dalam bentuk konten digital.
Kebiasaan ini ternyata menjadi sebuah peluang bagi yang jeli melihatnya. Salah satu yang jeli memanfaatkan hal ini adalah Ardianto Agung yang menciptakan sebuah platform penerbitan buku digital pertama di Indonesia yang bernama Bookslife.
Tim BlackXperience berkesempatan untuk berjumpa dan berbincang dengan sosok yang akrab disapa Ardi tersebut. Seperti apa kiprahnya mengembangkan platform yang cukup inovatif tersebut? Juga tantangan serta harapan yang diemban oleh Ardi bersama Bookslife, semuanya terangkum secara eksklusif hanya di BlackXperience.com.
Bacaan Digital dan Terjangkau
Sebelum berkenalan lebih dekat dengan sosok Ardi, mari terlebih dahulu mengetahui apa itu Bookslife. Seperti yang telah disebutkan di atas, Bookslife merupakan sebuah platform penerbitan digital yang digagas oleh Ardi bersama rekannya Dewi Fita.
Berkecimpung di dunia percetakan selama kurang lebih 5 tahun, membuat Ardi sudah paham seluk beluk industri percetakan di Indonesia. Banyak issue yang menjadi fokus perhatian Ardi dan berusaha untuk ia carikan solusi. Hingga akhirnya Ardi berinisiatif untuk menciptakan Bookslife sebagai solusi atas issue-issue yang ada.
“Kita coba melihat dari tiga issue dari stakeholder industri penerbitan yaitu dari pembaca, penulis dan penerbit itu sendiri,” tutur Ardi saat ditemui tim BlackXperience.com.
Untuk pembaca, melalui Bookslife, Ardi menghadirkan solusi dari harga buku yang mahal. Berkat bentuknya yang digital, Bookslife menyediakan buku dengan harga yang lebih terjangkau dari buku fisik pada umumnya.
Mengapa buku-buku di Bookslife bisa jauh lebih murah? Sebab menurut Ardi, Bookslife mampu memangkas beragam proses yang dilalui proses penerbitan konvensional, yang tentunya juga memakan banyak biaya.
Buku-buku yang dijual Bookslife menggunakan sistem penjualan per part. Di mana tiap bagiannya dijual dengan banderol harga sebesar Rp 5000. Dengan sistem penjualan semacam ini, pembaca bisa terlebih dahulu “mencoba” membaca isi buku yang ia minati, sebelum memutuskan membeli bentuk full version-nya.
Sedangkan untuk penulis, Bookslife mampu menawarkan solusi bagi mereka yang kesulitan untuk masuk ke dunia penerbitan. Tidak hanya itu saja, penulis juga akan memperoleh layanan berupa kurasi, layouting, dan juga pembuatan cover secara gratis. Keuntungan lainnya adalah Bookslife memberikan royalti kepada penulis sebesar 40%.
Gandeng Penulis-Penulis Indonesia
Memulai debut Bookslife pada bulan Mei 2017 yang lalu, tentu banyak tantangan yang mesti dihadapi oleh Ardi dan tim. Tantangan terbesar dan yang paling utama adalah memperkenalkan layanan Bookslife ke masyarakat luas.
Tentunya diperlukan strategi yang pas untuk menyelesaikan tantangan satu ini. Untuk itu salah satu strategi yang digunakan oleh Ardi adalah dengan cara menggandeng nama-nama penulis besar di Indonesia.
Hingga artikel ini diterbitkan, beberapa nama penulis besar yang telah merapat ke Bookslife antara lain, Dewi Lestari, Sekar Ayu dan Asma Nadia.
“Dengan adanya penulis besar yang masuk dalam Bookslife, trusting issue-nya semakin kuat bahwa Bookslife kompeten, Bookslife dipercaya oleh penulis besar,” ujar Ardi,
Lebih lanjut Ardi mengharapkan, bahwa dengan hadirnya nama-nama penulis besar yang turut serta dalam Bookslife, dapat menjadi magnet bagi penulis lainnya untuk mempublikasikan karya mereka melalui platform Bookslife.
“Dengan penulis-penulis besar masuk ke kita, kita harapkan juga penulis-penulis lain mau masuk ke kita. Sehingga makin banyak genre, makin banyak konten. Sehingga pilihan bacaan untuk pembaca semakin banyak,” jelas Ardi.
Bacaan yang Baik Hasilkan Generasi Terbaik
Meski bisa dibilang baru seumur jagung memulai debut di dunia penerbitan digital, namun target besar sudah dicanangkan oleh Ardi dan tim. Salah satunya adalah mimpi mereka agar Bookslife bisa menjadi penerbit digital nomor satu di Indonesia.
“Target kita adalah Boosklife bisa menjadi penerbitan nomor satu di Indonesia. Baik dari segi penulis, maupun secara penjualan. Karena kita ingin menghidupkan industri penerbitan,” kata Ardi.
Salah satu misi lain yang ingin dicapai Ardi dan tim dengan Bookslife adalah menyediakan bacaan yang lengkap, bermanfaat dan dengan harga yang terjangkau. Sehingga masyarakat tak perlu repot mencari buku-buku yang dibutuhkan, sebab semuanya telah tersedia di Bookslife.
“Harapannya pembaca bisa mendapatkan bacaan apapun. Kita pengen semua bisa menikmati dengan cara yang baik dan harga yang cukup terjangkau,” ucap Ardi.
Karena menurut Ardi, dengan buku bacaan yang bermanfaat dan mudah untuk diperoleh, semakin mudah juga untuk membentuk generasi terbaik dari sebuah bangsa.
“Kita percaya bahwa generasi yang baik dikeluarkan oleh bacaan-bacaan yang baik,” tutup Ardi. [Hlm/timBX]