AUG 27, 2018@12:00 WIB | 3,995 Views
Seiring dengan makin menjamurnya bisnis barbershop di Indonesia, konsumen di Indonesia, khususnya kaum adam, juga semakin dimanjakan dengan pilihan tempat untuk menata gaya rambut yang beragam.
Salah satu yang dapat dibilang sudah cukup lama hadir di Indonesia adalah Chief Barbershop. Menyasar kelas premium, hadirnya barbershop yang diprakarsai oleh Fatsi Hakim dan Oki Andries ini nyatanya mampu diterima dengan baik oleh konsumen di ibukota.
Menjadi salah satu barbershop ternama di Indonesia, khususnya di Jakarta, tak membuat Fatsi dan Oki berpuas diri. Keduanya lantas menginisasi sebuah campaign yang dinamai Chief Barber Voyage 2018, apa itu? Nah, sebelum berbicara mengenai Chief Barber Voyage, mari sedikit menengok kebelakang perjalanan lahirnya Chief Barbershop. Come on, BlackPals!
American-Classic Barbershop
Chief Barbershop lahir di tahun 2013, tahun dimana menurut Oki belum banyak hadir barbershop seperti sekarang ini. Ingin tampil berbeda, Chief Barbershop menggunakan konsep american-classic barbershop yang saat itu belum ada di Indonesia.
“Dan kita juga mengusung kursi asli dari barbershop yang biasa dipakai di Amerika. Seiring berjalannya waktu kita selalu membuka satu cabang setiap tahun dan sekarang akhirnya kita punya 4 cabang,” cerita Oki saat ditemui tim BlackXperience.com.
Sejak kehadirannya, Chief Barbershop pede untuk langsung menyasar pasar di kelas premium. Karena menurut Oki, saat itu ada celah peluang di barbershop kelas premium.
“Kita melihat bahwa ada celah khusus di barbershop kelas premium. Jadi kita melihat ada potensi bisnis yang cukup besar disana. Masih banyak kekurangan servis di barbershop pada umumnya pada saat itu, jadi kita coba untuk memanfaatkan peluang,” tutur Oki yang juga menjabat sebagai Marketing Director Chief Company.
Tak sekedar asal menyasar kelas premium, servis terbaik tentunya mesti diberikan Chief Barbershop kepada para pelanggan. Untuk itu Fatsi dan Oki menerapkan SOP yang cukup ketat. Diantaranya yang utama adalah untuk menjaga hygiene dan excellent services.
Selain itu, mereka juga menghadirkan fasilitas dan produk pelengkap lain untuk konsumen Chief Barbershop. Mulai dari coffee shop, hingga produk hair grooming berupa pomade yang bisa dinikmati pelanggan.
Sehingga seiring dengan umurnya yang memasuki tahun kelima, Chief Barbershop mampu bersaing menjadi salah satu barbershop papan atas di Jakarta.
Chief Barber Voyage
Sukses menjalani bisnis barbershop rupanya tak membuat Fatsi dan Oki berpuas diri. Keduanya melakukan inovasi dalam bisnis mereka, dengan menggelar sebuah campaign yang disebut Chief Barber Voyage.
“Dengan Chief Barber Voyage kita fokus memetakan sejarah perkembangan barbershop di Indonesia dan barbershop modern yang saat ini lagi tumbuh berkembang di Indonesia. Kemudian untuk menyandingkan dua cerita tersebut, dan kita bisa menjawab pertanyaan darimana sih sebenarnya tradisi barbershop dan akan kemana industri ini bernaung,” tutur Fatsi selaku Director Chief company.
Chief Barber Voyage 2018 ini merupakan kelanjutan dari misi Chief Barber Voyage 2017. Gerakan ini bergulir selama 30 hari penuh dan menjelajahi berbagai kota di Indonesia melalui jalur darat. Mulai dari Sumatera hingga Bali, meliputi Medan, Padang, Maninjau, Jambi, Lampung, Palembang, Jakarta, Garut, Bandung, Semarang, Jogja, Solo, Madura, Surabaya, Jember dan Denpasar.
“Melalui Chief Barber Voyage 2018 ini Chief Company berharap melalui ekpedisi 3,168 KM ini dapat memberikan gambaran dan manifestasi sejarah perkembangan barber culture di Indonesia,” lanjut Fatsi.
Oki berharap, dengan digelarnya Chief Barber Voyage 2018 ini dapat menjadi sebuah kontribusi positif dari Chief Barbershop untuk perkembangan industri barbershop di Indonesia.
“Harapannya adalah kita ingin berkontribusi ke bisnis barbershop pada khususnya. Kemudian kita ingin membuat sebuah manifest sejarah perkembangan barbershop. Mungkin maish banyak orang yang fokus ke bisnisnya, tapi tidak begitu peduli pada tradisinya. Selain itu kita ingin memberikan kontribusi positif bagi pelaku industri barbershop yang ingin mengetahui sejarah dari barbershop itu sendiri,” jelas Oki. [Hlm/timBX]