FEB 05, 2018@14:00 WIB | 7,977 Views
Tahun 2000-an keatas, trend air suspensi saat itu masih mengandalkan produk impor dari Eropa dan Jepang dengan harga yang selangit. Pecinta modifikasi seperti mentok dengan margin harga tersebut, sehingga mereka mengkategorikan sebagai barang mewah yang sulit terjangkau.
Selama bergulat di dunia air suspensi Riefki Bhaskoro, sambil terus menjual produk luar, ia mengaku telah memodifikasi beberapa part yang ada di dalam negeri dan memproduksinya sendiri. Keinginan Riefki saat itu bagaimana pecinta modifikasi tetap mampu tampil keren dengan air suspensi namun dengan budget yang terjangkau.
Tahun 2014, adalah kemunculan produk pertama dari Akasia Motor, diberi nama Air Custom. Disebut Air Custom, karena air suspensi kami tersebut telah di custom, tidak full package seperti yang dipasang produk luar. Produk Air Custom lebih bagaimana merakit sendiri bagian tatakan, connector dan lain-lain. Air Custom jadi merupakan produk pure yang kami produksi sendiri.
Riefki, kemudian mencoba test market. Langkah ini terbilang tidak mudah, karena kiblat modifikator masih banyak menggunakan produk luar negeri. Yah, Riefki sambil mengenalkan produknya, dia juga me-brain wash para modifikator yang biasa menggunakan merk Universal Air yang harganya Rp 35 jutaan, Riefki menawarkan Air Custom dengan harga Rp 24 jutaan.
Menurut Riefki langkahnya cukup berhasil, menggiring pengguna air suspensi di tanah air ingin mencoba produknya. Pertanyaannya apakah durability dan kekuatan produk mampu melebihi produk luar negeri. Di luar dugaan, Air Custom melebihi ekspektasi dari produk Universal Air. Lebih empuk, nyaman, murah, dan budget yang mudah. Sejak itulah Riefki dan kawan-kawan mengurangi penjualan Universal Air, dan lebih menjual produknya Air Custom.
Soal berapa kandungan komponen Air Custom miliknya. Riefki mengaku kandungannya mencapai 60 persen. Sisanya 40 persen seperti balon, kompresor, tabung sebagai part vitalnya tetap impor. Pernak-pernik itu, kami belum bisa memproduksinya sendiri. Kemunculan Air Custom boleh dibilang sukses, namun Riefki dan kawan-kawan tetap berupaya bagaimana bisa membangun part vital dengan merek sendiri.
Riefki mencoba menghubungi produsen balon yang ternyata lebih banyak memproduksi variannya. Kemudian dikerjasamakan kepada produsen pembuat balon yang khusus memproduksi hampir semua merek balon air suspensi. Akhirnya Riefki berhasil branding dengan satu produsen balon air suspensi di Amerika Serikat. Saat itu 1000 balon diproduksi untuk brand Air Custom. Sejak itu produk Air Custom telah mengantongi kandungan lokal 60 persen.
Air Custom Menjadi AirGen
Riefki dkk, terus mencoba menjual produknya dan mencari kekurangan produk-produk brand luar negeri untuk dikembangkan dalam produknya. Bagi Riefki semahal apapun suatu barang tetap memiliki titik lemah. Air Custom akhirnya menjadi inovasi produk pertamanya.
Sampai saat ini produk yang telah terinstal di mobil customer belum pernah komplain terkait kerusakan, padahal sudah 4 tahun berjalan. Dibanding dengan Universal Air yang tahan hingga 6 tahun, Air Custom memiliki durability yang tergolong awet. Keyakinan ini yang kemudian Riefki merubah nama brand dari Air Custom menjadi AirGen, dengan catatan 80 persen kandungan komponen sudah dibuat sendiri.
Memasuki tahun 2017, kompetitor air suspensi mulai banyak di pasaran. Ada dua tiga brand yang mencoba mengikuti jejak Riefki dan kawan-kawan. Namun, Riefki menyadari brand-brand tersebut ternyata melakukan ganti nama setiap tahunnya.
"Mereka menjual air suspensi dengan harga yang murah, dan tiap tahun berganti nama. Sayangnya sekali lepas di market, mereka tidak memiliki layanan aftersales dan kualitas produk yang baik." Bagi Riefki, sebuah mass produk perlu didukung dengan kualitas dan layanan penanganannya, serta distributor hampir di seluruh Indonesia.
AirGen yang diproduksi Akasia Motor memiliki agen penjualan di Jakarta Barat dan Bintaro. Cara tersebut untuk memudahkan pelanggan yang berada di area Jakarta. Di Bandung ada Ari Galaxy, di Yogyakarta ada Kupu-kupu Malam, dan di beberapa kota seperti di Makassar, Surabaya, Semarang dan Pekanbaru.
AirGen Solusi Modifikasi
Tren modifikasi yang terus hangat di tanah air, menjadikan kebutuhan air suspensi menjadi kebutuhan penting. Pemilik mobil sudah tidak ingin bercapek-capek menyetir mobil dengan posisi mobil ceper. Orang sekarang banyak memilih bagaimana modifikasi itu lebih proper, tidak norak. Jadi bisa digunakan untuk harian dan kontes.
Riefki mengaku lebih banyak menjual AirGen di pasar lokal Indonesia. Karena selain menjual, AirGen telah memiliki banyak agen yang mampu memasang air suspensi dengan teknis yang benar. Setiap agen telah dilatih di Akasia Motor hingga beberapa bulan, hingga mereka benar-benar mahir. Range harga AirGen berkisar diantara Rp 24 juta versi basic, Rp 40 juta dengan remote dan Rp 80 juta dengan management sistem.
Riefki dengan AirGen telah merubah mainset pecinta modifikasi. Dimana sebelumnya, pengguna air suspensi cenderung mengeluh karena keras, yang kedua karena faktor harga yang mahal. Namun, sekarang opini itu telah terbantahkan dengan kehadiran AirGen, yang lebih empuk dan harga terjangkau.
Sekarang, stigma orang telah bergeser terkait air suspensi. Mereka akan memilih sebuah produk yang terbukti kualitas, aftersales dan pelayanan perawatan yang mudah. "Ternyata air suspensi itu empuk, kalau saya tahu air suspensi itu enak dan nyaman, kenapa tidak dari dulu saya memasang," tutup Riefki menirukan salah satu reason customernya. [Ahs/timBX]