MAY 14, 2018@14:00 WIB | 6,378 Views
Bagi Anda para freelancer seharusnya sudah sangat familiar dengan situs Sribu dan Sribulancer. Nah, tahukah Anda, siapa sosok di balik kesuksesan platform tersebut? Ada anak muda bernama Ryan Gondokusumo, yang berhasil menghadirkan salah satu crowdsourcing paling sukses di Indonesia.
Tim BlackXperience berkesempatan untuk bersua dengan Ryan dan berbincang mengenai kisah sukses serta mimpi kedepan yang ingin ia capai dengan Sribu dan Sribulancer.
Jeli lihat peluang
Sedikit informasi bagi Anda yang belum mengetahui. Sribu merupakan startup penyedia jasa desain grafis yang mempertemukan antara klien dengan komunitas desain. Sedangkan Sribulancer adalah sebuah platform yang menjadi penghubung antara klien dengan freelancer.
Kisah awal Ryan mendirikan Sribu dan Sribulancer pun cukup unik. Pada tahun 2011 Ryan bekerja di sebuah travel agent bernama Bayu Buana. Saat itu ia mendapat mandat dari pimpinannya untuk membuat desain kalender.
Bersama timnya, Ryan dengan segera membuat hingga 3-4 desain kalender. Namun tak ada satu pun desain yang memuaskan. Lantas Ryan mendapat ide untuk membuat semacam kontes desain.
“Jadi saya kepikiran untuk buat kontes di Kaskus. Hadiahnya BlackBerry (harga) sekitar 3 juta,” cerita Ryan. “Ternyata dari kontes di Kaskus saya dapet sekitar 370 desain.”
Dari hasil yang diperoleh tersebut, Ryan mengaku cukup takjub dan melihat peluang untuk membuat sesuatu. Tak butuh waktu lama, akhirnya pada tahun 2012 Ryan resmi meluncurkan startup pertamanya yang bernama Sribu.
“Waktu itu kita sudah meng-accommodate sekitar lebih dari 500 klien dari 2012 sampai 2014,” tutur Ryan.
Setelah Sribu running dengan sangat baik selama kurun waktu dua tahun, ada sedikit masalah yang mengganjal di pikiran Ryan. Dimana permasalahan ini juga yang menjadi awal lahirnya Sribulancer.
“Terus kita lihat, kalau buat logo aja paling cuma sekali dalam 10 tahun. Apa sih yang company butuh setelah itu? Ternyata dia butuh marketingnya. Makanya 2015 kita luncurin Sribulancer,” ujar Ryan.
Melalui Sribulancer, Ryan berhasil menjadi penghubung antara klien dengan para freelancer. Tidak terbatas hanya pada desain, Sribulancer menyediakan berbagai macam jasa seperti data entry, website developer, online marketer, content dan copy writer, serta masih banyak lagi lainnya.
“Dari sana saya melihat lebih jauh lagi. Bukan cuma klien yang kita bantu, tapi juga freelancer.” jelas Ryan.
Setelah enam tahun berjalan, saat ini Sribu telah memiliki lebih dari 10.000 klien. Sementara untuk Sribulancer telah menaungi sebanyak 50.000 freelancer dan 7000 klien.
Kualitas jadi prioritas
Bagi Ryan, kualitas menjadi prioritas yang selalu dikedepankan oleh Sribu dan Sribulancer. Dengan kualitas yang baik, tak hanya klien yang puas namun juga para freelancer yang akan mendapatkan penilaian yang baik.
Untuk itu, ia menetapkan standar yang tinggi bagi mereka yang ingin bergabung menjadi freelancer baik di Sribu ataupun Sribulancer.
“Kita ada sistem filternya dulu. Untuk di Sribu mereka harus buat contoh logo. Sedangkan di Sribulancer mereka yang daftar harus isi profil yang panjang banget supaya dia siapin portofolionya,” tutur Ryan.
Hal ini semata-mata dilakukan untuk menjaga kualitas dari apa yang ditawarkan melalui platform Sribu dan Sribulancer. Sehingga mereka yang bergabung menjadi bagian dari keduanya merupakan orang-orang dengan kualitas terbaik.
Ryan pun bercerita bahwa setiap hari sangat banyak orang yang ingin bergabung di Sribu dan Sribulancer. Tapi yang akhirnya dapat bergabung hanya segelintir saja. Semuanya kembali pada standar tinggi yang telah ia dan tim tetapkan.
“Percaya atau enggak, setiap harinya kita dapet 100-200 desainer, tapi yang kita loloskan hanya satu atau dua. Kenapa? ya ujung-ujungnya kualitas.” Jelas Ryan.
Ingin bantu lebih banyak freelancer
Meski telah memiliki nama yang besar, tak lantas membuat Ryan berpuas diri dengan Sribu maupun Sribulancer. Sejumlah target telah ia canangkan untuk kemajuan startup besutannya.
Salah satunya adalah ingin membantu lebih banyak freelancer. Target yang ingin dicapai adalah platformnya dapat mewadahi sekitar 100.000 freelancer. Angka ini akan berusaha dicapai dalam kurun waktu dua tahun kedepan.
“Kita pengen bantu lebih banyak lagi freelancer. Milestone kita adalah 100.000 freelancer yang kita bantu dalam kurun waktu dua tahun,” jelas Ryan.
Selain itu, target lain yang Ryan ingin capai adalah mampu menggaet lebih banyak lagi klien dari luar negeri. Saat ini tercatat 15% klien Sribu dan Sribulancer berasal dari luar negeri. Kedepannya Ryan ingin angka tersebut dapat meningkat hingga menyentuh 60%.
Untuk itu Ryan tak sekedar bermimpi tanpa aksi. Sejumlah cara telah ia siapkan agar dapat lebih banyak lagi mengakomodir klien dari luar Indonesia.
“Freelancer kita mesti diupgrade, tim internal kita mesti di upgrade, supaya one day terbentuk sinergi itu. Dimana kita bisa menjadi international company yang focus on quality,” tutup Ryan. (Hlm/timBX)