JAN 04, 2017@08:00 WIB | 18,536 Views
Indonesia memang terkenal sebagai negara agraris yang memiliki sumber daya alam khususnya di sektor pertanian yang beraneka ragam serta memiliki wilayah yang cukup luas. Beragam metode pun dikembangkan untuk mendukung sektor pertanian di tanah air salah satunya hidroponik. Sekedar mengingatkan, hidroponik sendiri merupakan metode bercocok tanam menggunakan air tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam. Hidroponik sebenarnya sudah lama dikenal di Indonesia, namun masih terdapat kendala untuk menjalankan metode bercocok tanam tersebut.
Hal inilah yang mendorong ‘Saggaf Arsyad’ untuk menciptakan sebuah inovasi di bidang pertanian yakni Smart Green House dalam ajang BlackInnovation 2016. Inovasi inilah yang mengantarkan pria asal Jakarta tersebut masuk dalam 30 besar semi finalis BlackInnovation 2016. Smart Green House sendiri merupakan sebuah metode pertanian berupa rumah kaca hidroponik pada dasarnya menggabungkan antara pertanian tradisional dengan pertanian rumah kaca.
Dengan demikian sistem rumah kaca yang dikembangkan dapat sangat terkontrol, mulai dari pencahayaan, pengaturan kelembaban, sampai pengairan. Sistem yang serba otomatis tersebut juga akan menghemat jumlah tenaga kerja dan jam kerja yang dihabiskan di satu rumah kaca lebih sedikit.
‘Smart Green House ini dapat meningkatkan hasil produksi dan efisiensi produksi tanaman hidroponik itu sendiri,” ujar Saggaf Arsyad kepada tim BlackXperience.com.
Rumah kaca hidroponik tersebut sejauh ini sudah diuji coba untuk menanam bayam. Semua faktor yang mendukung kegiatan bercocok tanam tersebut seperti suhu, sinar matahari, kelembaban, dan udara dapat di control melalui monitor. Dengan demikian, sistem dapat berpikir dengan menggunakan machine learning sehingga kebutuhan yang disediakan dapat dipertahankan dan didistribusikan secara merata pada level yang optimal. Proses uji coba tersebut mampu menghasilkan produk agrikultur yang unggul dengan harga tawar yang tinggi.
Nantinya, Smart Green House ini dapat diimplementasikan tidak hanya pada greenhouse tapi untuk rumah, apartemen dan gedung. Sehingga jika dapat diimplementasikan dengan baik di rumah kaca maupun rumah dan apartemen dapat meningkatkan mutu pada tanaman yang ditanam dan mendukung implementasi pertanian atau berkebun secara rumahan pada ruang terbatas.
Smart Green House ini sangat cocok digunakan di beberapa negara yang mengalami 4 musim sehingga tidak memungkinkan untuk bercocok tanam karna masalah faktor cuaca yang tidak mendukung untuk beberapa jenis tanaman yang menjadi konsumsi utama seperti selada, kale, red oeklaf dan green oeklaf. Selain itu untuk negara-negara yang memiliki keterbatasan luas daratan sehingga memanfaatkan ruang yang ada untuk becocok tanam. Adapun Negara tersebut meliputi wilayah Eropa, Asia Timur, Asia Tengah dan Utara, Afrika, Asia Tenggara, serta negara-negara tropis lainnya termasuk Indonesia. Berminat ? Silahkan vote Saggaf Arsyad dengan karyanya Smart Green House disini untuk bisa raih kesempatan mendapat hadiah sebesar Rp 500,000 [Don/timBX]