SEP 25, 2014@16:00 WIB | 9,113 Views
Tomi Airbrush baru saja "meluncurkan" karya modifikasi terkininya, yakni Honda Megapro bergaya klasik. Semua bodi asli motor lawas tersebut tak dipakai lagi, yang tersisa hanya komponen dapur pacunya. Kini, tampangnya mengusung tampilan "trondol", hanya terlihat rangka rigidnya saja. Tak hanya rangka, tangki, spakbor, hinga beberapa bagian parts lainnya dibuat secara custom tak kurang dari tiga bulan.
Lihat bagian depan sang Megapro, ada tampilan klasik dari model speedometer yang menonjol ke depan, diikuti dengan bentuk lampu klasik. Uniknya terdapat satu tabung tepat di bawah lampu, tak lain fungsinya adalah untuk menampung dan menyimpang semua perangkat kelistrikan. Kaki-kaki depan, suspensi dengan sistem upside down terlihat turut mengisi bagian depan motor tersebut. Shockbreaker belakang menganut sistem monoshock ala moge bermodel Softail
Berlanjut ke komponen roda, ada velg asal Thailand V-Rossi berukuran 160 dengan lingkar diameter R17 terpsang ciamik dengan paduan ban slic di sisi depan dan belakang. Tomi Airbrush dan crew-nya juga memikirkan untuk mempesiunkan perangkat rem yang lama dan menggantinya dengan rem kepunyaan KTC. Rem KTC tersebut dilengkapi dengan empat piston kaliper. Tak hanya fungsional, namun secara style juga mampu mendongkrak tampilan depannya. Sementara rem belakang harus melalui proses custom untuk meletakkan disc brake, pegangan alias bracket kaliper harus dirancang sedemikian rupa agar mampu “mengikat” kaliper rem berlabel Nissin.
Bentuk unik lainnya datang dari bentuk jok custom yang diletakkan tepat diatas rangka. Ada jarak antara rangka dan jok, ini bertujuan untuk mengeksplor model rangka rigid-nya. Balutan kulit pada jok, melengkapi sisi klasik elegan pada motor tersebut.
Selesai membahas semua komponen custom pada Honda Megapro tersebut, kini saatnya mengulas tentang cat. Tomi Airbrush menyarankan sang pemilik motor untuk menggunakan warna putih mutiara, “Warna menggunakan putih mutiara, namun kita sedikit dipadu cream. Tujuannya agar kesan klasik makin terlihat”, ujar Tomi Gunawan. [nus/timBX]
