MAR 20, 2015@11:08 WIB
905 Views
Comment
Desember 2014 lalu, Microsoft, Apple dan Facebook bekerja sama untuk mengkampanyekan WeSpeakCode dan membangun website belajar coding interaktif bernama code.org. Kampanye ini sendiri bertujuan untuk memperkenalkan coding pada semua orang sebagai alternatif pemecah masalah kehidupan sehari-hari. 15 juta orang di seluruh dunia dari anak-anak hingga orang dewasa telah ikut kampanye ini sejak Desember lalu. Microsoft Indonesia sendiri kini gencar mengkampanyekan bahwa coding bisa dilakukan oleh orang awam sekalipun.
Bertempat di kantor Microsoft Indonesia, gedung Bursa Efek Indonesia, perusahaan raksasa IT itu mengumpulkan puluhan netizen atau orang-orang yang aktif di dunia maya seperti, blogger, instagramer, programer, mahasiswa dan pekerja kreatif untuk berbagi informasi menarik mengenai coding.
Wahyudi Co-Founder organisasi non profit bernama Coding Indonesia pun ambil bagian sebagai pembicara. Ia juga ditemani Ayu Dyah Andari dan Dwika Putra sebagai pelaku industri kreatif yang telah berhasil menciptakan aplikasi untuk memecahkan permasalahan yang mereka hadapi.
Ayu Dyah sebagai salah satu perancang busana muda terkemuka Indonesia berhasil menciptakan aplikasi untuk mempermudah prosesnya berkarya dan berproduksi. Ia menciptakan aplikasi Technoethnic yang mampu menampilkan pola bordir pada baju pelanggannya. Pelanggan tinggal memilih pola yang mereka inginkan dan pola itu pun dipancarkan ke sampel baju menggunakan proyektor untuk memproyeksikan hasilnya ketika sudah selesai nanti. Apabila Pelanggan senang, baju tinggal diproduksi.
Lain lagi dengan Dwika, Founder komunitas musik bernama AkustikAsik ini menciptakan Soundflake. Aplikasi ini merupakan aplikasi yang mampu memvisualisasikan nada menjadi sebuah grafis berwarna-warni.
Ditanyai mengenai besarnya kebutuhan seseorang terhadap aplikasi maupun software, Wahyudi menjawab bahwa kebutuhan sesorang terhadap sebuah aplikasi saat ini cukup besar.
Ia berpendapat bahwa aplikasi dibutuhkan karena hidup sendiri memiliki banyak permasalahan yang butuh untuk diselesaikan. "Karena kebutuhan kita saat ini semakin beragam. Kita tidak pernah kepikiran dulu akan ada aplikasi ini dan itu, apalagi dengan adanya smartphone akhirnya membuka jalan ke sana." ungkapnya.
Rido, mahasiswa Teknik Informatika di salah satu PTS yang turut hadir di acara tersebut pun mengaku bahwa cara belajar coding di acara Microsoft jauh lebih asik daripada di kelasnya sendiri. Ditanyai mengenai pendapatnya akan kebutuhan orang awam terhadap pengetahuan mengenai coding Rido menjawab bahwa orang awam perlu mengenal hal ini lebih jauh lagi. "Saya lihat mereka semua itu ingin mencoba sebenarnya. Tapi mereka takut untuk memulai dan mereka pikir coding itu susah, padahal sebenarnya tidak sesusah itu." tutupnya.[Lalu/timBX]